Adalah kecerdasan dari pemandu wisata di wilayah Pulau Flores untuk memperkenalkan obyek-obyek wisata minat khusus bagi para pelancong yang mengunjungi pulau terindah di NTT. Pemandu wisata memperkenalkan jejak situs-situs kuno yang masih ada hingga saat ini.
Jejak-jejak situs kuno itu tersebar di kampung-kampung di sembilan Kabupaten itu yang hanya diketahui oleh masyarakat setempat. Wisata antropologi belum diperkenalkan oleh Pemerintah Kabupaten di Pulau Flores.
Selama ini yang sering diperkenalkan adalah Situs Bung Karno yang berada di Kabupaten Ende. Sementara situs-situs pejuang yang melawan penjajahan Belanda zaman dulu tidak pernah diperhatikan atau dipromosikan.
Selama ini kecenderungan dari pemandu wisata dan pemerintah lokal hanya mempromosikan wisata alam, wisata budaya, wisata religi, wisata bahari, wisata bawah laut, wisata danau, gunung, air terjun, rumah adat, seni tari. Namun, hanya sebagian kecil pemandu lokal yang mempromosikan situs-situs batu megalitik kepada wisatawan asing yang berkunjung ke Pulau Flores.
Barangkali minim informasi yang diperoleh pemandu wisata untuk memperkenalkan wisata antropologi yang tersebar di kampung-kampung. Bahkan situs-situs itu berada di pinggir jalan Transflores, mulai dari Flores Barat sampai di Flores Timur.
Beruntung ada sebagian pemandu yang berani menginformasikan kepada tamu-tamu asing yang sedang berkunjung ke Pulau Flores. Salah satunya adalah Fransisco Huik De Rosari, yang sekaligus pemilik Mbolata cottage.
Tiga Situs Batu Megalitik
Wilayah Kabupaten Manggarai Timur di bagian selatan menyimpan banyak potensi pariwisata yang masih tersembunyi. Mulai wisata pantai pasir putih, wisata penggembalaan sapi, kerbau di Padang Mausui, Watukodi, Nangarawa, Teleng dan beberapa padang savana lainnya.
Di balik itu ada tiga situs Batu Megalitik yang memiliki berbagai cerita lisan yang diketahui warga masyarakat di Manggarai Timur.
Ketiga Situs Batu Megalitik itu adalah Batu (watu) Megalitik Komba, situs itu berada di lereng Gunung Komba. Bahkan situs itu juga merupakan kuburan leluhur Suku Rongga. Bahkan, dulunya, tempat itu merupakan kampung pertama dari Suku Rongga.
Selama ini KompasTravel mengamati dan beberapa kali bersama wisatawan untuk mengunjungi lokasi itu dengan menggunakan kuda. Bahkan horse trekking sangat disukai wisatawan asing yang menghabiskan masa liburan di Mbolata Beach.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.