Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Batu Megalitik Flores Sudah Dikenal di Eropa

Kompas.com - 18/09/2015, 13:28 WIB
Kontributor Manggarai, Markus Makur

Penulis

PULAU Flores di Nusa Tenggara Timur sudah sangat terkenal di kalangan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan domestik dengan keberadaan Danau Tiga Warna Kelimutu di Kabupaten Ende. Selanjutnya binatang Komodo yang sudah masuk dalam tujuh keajaiban dunia yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat menjadi daya pikat wisatawan untuk berpetualangan. Terkenalnya obyek wisata yang sudah mendunia itu memberikan kontribusi baru bagi perkembangan kepariwisataan di Pulau Flores selama ini.

Adalah kecerdasan dari pemandu wisata di wilayah Pulau Flores untuk memperkenalkan obyek-obyek wisata minat khusus bagi para pelancong yang mengunjungi pulau terindah di NTT. Pemandu wisata memperkenalkan jejak situs-situs kuno yang masih ada hingga saat ini.

Jejak-jejak situs kuno itu tersebar di kampung-kampung di sembilan Kabupaten itu yang hanya diketahui oleh masyarakat setempat. Wisata antropologi belum diperkenalkan oleh Pemerintah Kabupaten di Pulau Flores.

Selama ini yang sering diperkenalkan adalah Situs Bung Karno yang berada di Kabupaten Ende. Sementara situs-situs pejuang yang melawan penjajahan Belanda zaman dulu tidak pernah diperhatikan atau dipromosikan.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Situs batu bersejarah Watu Nggene di Kabupaten Manggarai Timur, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Sebenarnya masih banyak bukti sejarah di seluruh kampung di wilayah Pulau Flores yang masih dituturkan secara lisan oleh para orang tua di wilayah tersebut.

Selama ini kecenderungan dari pemandu wisata dan pemerintah lokal hanya mempromosikan wisata alam, wisata budaya, wisata religi, wisata bahari, wisata bawah laut, wisata danau, gunung, air terjun, rumah adat, seni tari. Namun, hanya sebagian kecil pemandu lokal yang mempromosikan situs-situs batu megalitik kepada wisatawan asing yang berkunjung ke Pulau Flores.

Barangkali minim informasi yang diperoleh pemandu wisata untuk memperkenalkan wisata antropologi yang tersebar di kampung-kampung. Bahkan situs-situs itu berada di pinggir jalan Transflores, mulai dari Flores Barat sampai di Flores Timur.

Beruntung ada sebagian pemandu yang berani menginformasikan kepada tamu-tamu asing yang sedang berkunjung ke Pulau Flores. Salah satunya adalah Fransisco Huik De Rosari, yang sekaligus pemilik Mbolata cottage.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Pemandangan alam di Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Selama ini Fransisco Huik De Rosari memperkenalkan kepada tamu-tamu yang menginap di Mbolata Cottage untuk mengunjungi situs-situs kuno di Kelurahan Watu Nggene, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT.

Tiga Situs Batu Megalitik

Wilayah Kabupaten Manggarai Timur di bagian selatan menyimpan banyak potensi pariwisata yang masih tersembunyi. Mulai wisata pantai pasir putih, wisata penggembalaan sapi, kerbau di Padang Mausui, Watukodi, Nangarawa, Teleng dan beberapa padang savana lainnya.

Di balik itu ada tiga situs Batu Megalitik yang memiliki berbagai cerita lisan yang diketahui warga masyarakat di Manggarai Timur.

Ketiga Situs Batu Megalitik itu adalah Batu (watu) Megalitik Komba, situs itu berada di lereng Gunung Komba. Bahkan situs itu juga merupakan kuburan leluhur Suku Rongga. Bahkan, dulunya, tempat itu merupakan kampung pertama dari Suku Rongga.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Kuburan tua dengan batu megalitik di Kabupaten Manggarai Timur, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Untuk mengunjungi wisata batu megalitik itu, wisatawan menuju ke arah barat dari Kelurahan Watu Nggene sampai di Padang Mausui. Ke lokasi itu bisa jalan kaki, menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat dan menggunakan kuda. Saat ini di Manggarai Timur sudah terkenal dengan horse trekking.

Selama ini KompasTravel mengamati dan beberapa kali bersama wisatawan untuk mengunjungi lokasi itu dengan menggunakan kuda. Bahkan horse trekking sangat disukai wisatawan asing yang menghabiskan masa liburan di Mbolata Beach.

Kedua, Situs Batu Megalitik Rate Loku di Padang Savana Teleng. Situs Batu Megalitik Rate Loku merupakan kuburan tua dari Suku Kengge. Bahkan warga masyarakat menceriterakan, dulunya, situs batu megalitik merupakan kampung tua dari Suku Kengge.

Yohanes Jani, saat kunjungi situs Rate Loku bersama KompasTravel, Kamis (17/9/2015) menjelaskan, informasi yang diperolehnya bahwa Situs Batu Megalitik itu merupakan benteng pertahanan dari Suku di sekitar tersebut. Informasi lain juga mengatakan kuburan tua leluhur dari Suku Kengge.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Situs Batu Megalitik Rate Loku di Padang Savana Teleng, Kabupaten Manggarai Timur, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
“Dulu batu megalitik di lokasi ini sangat tinggi. Namun, beberapa tahun lalu dicuri orang sehingga batu megalitik yang ada saat ini sangat pendek,” jelasnya.

Yohanes menjelaskan, Situ Batu Megalitik ini selalu dikunjungi wisatawan asing dengan naik kuda bersama dengan pemandu lokal. Selain melihat situs ini, wisatawan juga menikmati pemandangan alam dari Padang Savana Teleng ke arah pantai Mbolata dengan melihat persawahan Padarambu.

Ketiga, Situs Batu Megalitik Watu Nggene, situs itu berada di bukit menuju ke perkampungan Mabaruju. Situs Batu Megalitik Watu Nggene milik Suku Seso. Situs itu sudah dibuat pagar. Namun, ketiga situs itu tidak terawat dengan baik.

“Ada banyak potensi pariwisata di Kecamatan Kota Komba, khususnya di Kelurahan Watu Nggene, yang sudah dikenal di luar negeri. Namun, hanya sebagian kecil orang yang mempromosikannya. KompasTravel yang giat mempromosikan obyek-obyek wisata tersebut,” ungkapnya.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Kuburan tua di Kabupaten Manggarai Timur, NTT.
Data yang dihimpun KompasTravel bahwa, obyek-obyek wisata di sekitar Kecamatan Kota Komba adalah situs Batu Megalitik, Gunung Komba, Padang Savana Mausui, Teleng, Pantai Mbolata, Pantai Watukodi, Nangarawa, Gunung Ndeki biasa disebut Poco Ndeki, Rumah Adat Mbaru Embo, kampung-kampung adat di wilayah Kota Komba. Bahkan ada belut raksasa.

Selain itu ada begitu banyak ritual-ritual dan atraksi-atraksi budaya yang masih dipertahankan warga masyarakat di wilayah tersebut. Masih banyak yang terdata dengan baik terkait potensi pariwisata di Kecamatan Kota Komba. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com