Hamparan pohon teh yang menghijau dan rimbun mengundang kita untuk menikmati sejuknya di tengah-tengah daun teh. Apalagi, udara pegunungan di wilayah Seogwangdawon, Jeju, yang sejuk semakin asyik untuk dinikmati. Perkebunan teh itu milik grup perusahaan kosmetik asal Korea, AmorePacific, yang tahun ini memasuki usia 70 tahun.
Perusahaan kosmetik yang terkenal sampai ke luar Korea ini menggunakan green tea sebagai bahan dasar kosmetik. Selain itu, mereka juga memiliki teh hijau merek Sulloc dengan berbagai macam bentuk dan rasa teh.
Seorang anggota staf AmorePacific yang bekerja di bagian perkebunan teh mengajari rombongan wartawan peserta konferensi media global untuk memetik daun teh. Pucuk daun teh yang tidak mempunyai tunas kecil di batangnya boleh dipetik. Kalau masih ada tunas kecil, sayang sekali apabila dipetik karena tunas itu masih bisa bertumbuh.
Setelah puas mengelilingi kebun dan memetik daun teh, kami berpindah ke Tea Stone. Sebuah bangunan kecil yang bisa membawa pengunjung mendapatkan pengalaman minum teh asli Pulau Jeju.
Ternyata, ritual minum teh itu asyik loh. Kami duduk di depan seperangkat alat minum teh. Pertama, air hangat dituangkan ke semua cangkir untuk membersihkan cangkir yang akan dipakai. Untuk membuat secangkir teh yang sedap, tak perlu air panas mendidih, cukup air hangat dengan temperatur 70 derajat celsius. Dengan air hangat, rasa teh tidak terlalu pahit. Ada tiga macam teh yang disediakan, salah satunya Jeju Green Tea yang merupakan perpaduan daun teh hijau dan buah jeruk. Jeruk manis tanpa biji memang menjadi ikon Pulau Jeju yang berudara sejuk ini.
Untuk merek Osulloc, teh unggulannya adalah Samdayeon. Setiap negara pasti mempunyai teh yang khas. Nah, Samdayeon ini merupakan daun teh khas Korea yang diolah melalui fermentasi. Untuk menemukan rasa yang enak, tes fermentasi daun teh itu dilakukan sebanyak 10.000 kali loh.
Saat ini, teh hijau menjadi salah satu bahan alami favorit, baik untuk makanan, minuman, maupun kosmetik. Banyak sekali manfaat teh hijau.
Museum teh
Setelah menikmati teh asli Korea, perjalanan kami berlanjut ke Osulloc Tea Museum yang hanya berjarak 100 meter dari Tea Stone. Museum yang resik dan rapi itu memajang berbagai cangkir teh asal Korea dari masa ke masa. Selain itu, ada juga cangkir teh dari sejumlah negara di seluruh dunia. Tentu, semua cangkir teh memiliki keunikan dan keindahan masing-masing.
Di museum yang berdiri sejak September 2001 ini diceritakan sedikit tentang perkebunan teh di Pulau Jeju. Tahun 1990-an, AmorePacific mulai mengembangkan perkebunan teh untuk diolah menjadi bahan dasar produk kosmetik dan mengembangkan produk lainnya. Sebenarnya, CEO dan pendiri AmorePacific Suh Sung-whan telah membuka lahan di pegunungan Halla yang kemudian menjadi perkebunan teh yang dinamakan Dosun Tea Plantantion.
Setelah puas melihat koleksi museum, pengunjung bisa berbelanja sambil menikmati suguhan makanan dan minuman dari teh hijau. Salah satu unggulannya, green tea ice cream yang mengundang selera. Warna hijau menyegarkan segera mengundang kita untuk mencicipinya. Dan benar saja, suapan sendok pertama rasa dan aroma teh hijau langsung terasa. Es krim hijau yang lembut itu lama-kelamaan terasa sedikit pahit. Dijamin, satu cup es krim rasanya tak cukup puas. Harganya enggak mahal kok, 4.500 KRW atau setara dengan Rp 55.000 per cup.
Jangan lupa satu lagi tempat harus dikunjungi di museum, yaitu lantai dua yang disebut ruang observatori. Dari ruang atas itu, pengunjung bisa menikmati pemandangan pegunungan di sekitar perkebunan teh yang indah. Ini menjadi tempat favorit bagi mereka untuk bisa berlama-lama di museum.
Salah satu kegiatan yang menarik perhatian pengunjung ialah mencoba membuat natural soaps. Dengan paket seharga 15.000 KRW atau Rp 184.000, kita akan mendapatkan paket bahan-bahan membuat sabun. Lalu, dengan panduan dari sebuah tablet, kita bisa membentuk sabun sesuai selera kita. Lumayanlah untuk mengasah keterampilan kerajinan tangan kita.
Penyusuran teh hijau khas Korea Selatan mungkin hanya satu tempat wisata yang ditawarkan di Pulau Jeju. Tentu, masih banyak lagi yang bisa dinikmati dari pulau berotonomi khusus di Korsel ini. (SIE)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.