Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sore-sore Menyusuri Hutan Mangrove di Karimunjawa

Kompas.com - 23/09/2015, 11:47 WIB
KARIMUNJAWA, KOMPAS.com - Mei Ernawati (22), berjalan santai menapaki jalan dari papan kayu di tengah hutan bakau. Sesekali, dia serius mendengarkan penjelasan pemandu wisata (guide) yang menemani.

Mei tak sendiri, bersama dua teman, Elfira Agustin (20) dan Gitya Putri Novitasari (22), mereka menghabiskan sore di Tracking Mangrove di Pulau Karimunjawa, Jawa Tengah.

Ya, Karimunjawa tidak hanya menawarkan keindahan alam bawah laut. Hutan bakau di sisi lain pulau utama ini juga tak kalah cantik. "Indah sekali pemandangannya. Terlihat segar," ucap Mei.

Sepanjang perjalanan, dara yang bekerja di RS Metropolitan Medical Centre (MMC) Kuningan, Jakarta, itu terlihat menikmati suasana hutan bakau.

TRIBUN JATENG/M SYOFRI KURNIAWAN Wisatawan berdatangan ke Karimunjawa.
Tracking menyusuri papan kayu sepanjang 1,3 Km yang disediakan tidak terasa membosankan. Selain tumbuhan bakau yang hijau dan tinggi, sesekali dia berhenti di depan papan yang memberi informasi terkait hutan bakau.

Mulai dari jenis bakau yang tumbuh dan binatang yang tinggal di kawasan tersebut, juga tips menjelajah hutan mangrove.

Menyusuri jalan setapak dari papan kayu ini juga tidak akan melelahkan. Di beberapa titik, pengelola menyiapkan gazebo tempat beristirahat sejenak atau berfoto.

Setelah berjalan sekitar 700 meter, pengunjung akan sampai di menara pandang. Dari ketinggian, kita dapat melihat Pulau Cemara Besar, Pulau Cemara Kecil, juga Pulau Menyawakan.

TRIBUN JATENG/M SYOFRI KURNIAWAN Jalur tracking hutan mangrove di Karimunjawa.
Suara burung Kuntul Karang dan Cekakak Sungai menambah asri suasana hutan tersebut.

Jika berkunjung di pergantian musim hujan ke kemarau, Anda yang beruntung bisa melihat kupu Euploea crameri karimondjawaensis dan Idealeuconea Karimondjawaensis. Dua jenis kupu ini termasuk endemik dan hanya ada di Karimunjawa.

Luas hutan bakau di kawasan tersebut mencapai 222,2 hektar dan memiliki beragam jenis bakau. Di antaranya, jenis Bakau Duduk Rambat yang termasuk langka. Ada juga Avicennia Marina yang unik karena sisi bawah daun bakau tersebut berasa asin saat dijilat.

Saat cuaca cerah, kita juga bisa menikmati keindahan matahari tenggelam (sunset) di garis khatulistiwa dengan pemandangan gerombolan pohon bakau.

TRIBUN JATENG/M SYOFRI KURNIAWAN Papan informasi di menara pandang hutan mangrove di Karimunjawa.
Tak perlu merogoh kocek mahal untuk menikmati keindahan alam di Tracking Mangrove ini. Anda cukup merogoh kocek Rp 5.000 per orang untuk tiket masuk.

Hutan bakau ini bisa dijangkau menggunakan sepeda motor sekitar 30 menit perjalanan dari pusat kota Karimunjawa.

Anda yang tidak ingin repot menyewa motor, bisa memilih paket perjalanan yang menawarkan wisata tracking mangrove ini. (Rika Irawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com