Taruhan ini tak kenal kelas sosial dan ekonomi. ”Soal judi itu semua sudah tahu. Selesai pacuan ada yang bisa beli mobil baru karena menang taruhan juga biasa,” kata seorang pemilik kuda yang ikut dalam pacuan.
Badi Silat menjelaskan, sejak dulu taruhan dalam pacuan kuda menjadi pemandangan biasa. ”Hanya saat ini saja. Sebelum dan sesudah pacuan kuda, itu (judi) enggak ada lagi. Dari zaman Belanda sudah ada.”
Orientalis dari Belanda, C Snouck Hurgronje, pada tahun 1903 lewat buku Het Gajoland en zijne Bewoners menceritakan, orang Gayo kerap berjudi di jambur (sejenis pendapa atau tempat pertemuan warga). Biasanya mereka judi untuk sabung ayam. Di Gayo Lues biasa dilakukan pada pagi hari, sementara di daerah Danau Lut Tawar pada malam hari.
Itu mungkin hanya efek samping kegembiraan rakyat. Yang utama, mereka bahagia berpesta di antara deru kaki-kaki kuda. (Mohammad Hilmi Faiq)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 September 2015, di halaman 24 dengan judul "Pesta Di Tengah Deru Kaki Kuda".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.