Sore itu dihabiskan dengan menikmati senja di pantai dan mengagumi mercusuar buatan Belanda tahun 1869. ”Sudah sampai Sebira, belum afdal jika enggak berani naik,” kata Joko Darmaji, teknisi Menara Suar Jaga Utara.
Tangga besi yang berkarat dan amat tua sempat menciutkan nyali. Namun, beberapa anak yang turut naik ke menara membuat diri malu. Apalagi godaan menikmati senja dari pucuk mercusuar terlalu sayang untuk dilewatkan.
Senja Sabtu dari puncak mercusuar adalah hidangan mata yang eksklusif. Di kejauhan terlihat beberapa menara pengeboran minyak lepas pantai.
Mercusuar itu bernama Noordwachter yang di masa Indonesia menjadi Jaga Utara. Sebelum 1980, Sibira, Sabira, atau Sebira tak dikenal sebagai nama pulau ini, tetapi Noordwachter atau Jaga Utara. ”Dalam navigasi belum lazim disebut Sebira, tetapi Jaga Utara,” kata Joko, lelaki yang meninggalkan keluarga di Bekasi demi tugas menjaga mercusuar.
Kehidupan
Mayoritas warga Sebira adalah nelayan. Warga pun bukan asli penduduk setempat, melainkan pindahan dari pulau lain di Kepulauan Seribu.