Perpaduan rasa tersebut melebur dengan tipat lembut dan sayuran yang terdapat dalam plecing, seperti kangkung dan tauge.
“Ikannya saya dapatkan dari kerabat yang memang menyiapkan ikan berkualitas. Kemudian direbus sampai 1,5 jam dan saya isikan beberapa bumbu tambahan agar amis tidak terlalu terasa. Proses untuk mendapatkan kuah pindang ini juga agak lama sampai kuahnya bening,” tutur Putu.
Waroeng Pantjoran memiliki jam operasional mulai pukul 11.00-21.00 Wita dan buka setiap hari. Meski namanya warung, namun tempatnya cukup luas dengan dua lantai dan mampu menampung hingga 70 pengunjung.
Waroeng Pantjoran juga sering dijadikan tempat berkumpul antara komunitas maupun menggelar acara tertentu, seperti arisan atau kumpul bersama keluarga besar. (Tribun Bali/Ayu Dessy Wulansari)
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.