Setelah menikmati alam yang indah pada pagi dan sore hari, warga Kampung Tebang memberikan hiburan kepada tamu-tamu dari berbagai kabupaten yang hadir rembug pangan lokal Nusa Tenggara Timur dengan musik Mbata. Musik Mbata dibawakan pada malam hari di dalam rumah Gendang.
Sejumlah tokoh adat yang berkumpul di Rumah gendang mulai menyiapkan alat musik berupa Gendang dan Gong. Setelah disiapkan, pemain mulai berkumpul sambil memegang gendang dan gong untuk ditabuhkan.
Tokoh adat Kampung Tebang, Stanis Jemai kepada KompasTravel, Jumat (25/9/2015) malam, menjelaskan musik Mbata dibawakan oleh warga masyarakat Manggarai Raya untuk menghibur tamu-tamu yang mengunjungi kampung.
“Saat ini kami membawakan musik Mbata untuk menghibur tamu-tamu Rembug Pangan lokal Nusa Tenggara Timur yang mengadakan kegiatannya di Kampung Tebang. Kami bangga karena Kampung Tebang dipilih sebagai tempat penyelenggaraan Rembug Pangan Lokal NTT,” jelasnya.
Menurt Jemai, orang manggarai Raya memiliki berbagai musik tradisional, di antaranya musik Mbata dan Musik Sanda. Musik Sanda adalah musik yang sakral karena musik ini dipentaskan pada ritual Penti (syukur tahunan), ritual Congko Lokap (memberikan kampung sesudah rumah adat dibangun), dan Upacara Wagal (upacara pelunasan belis bagi seorang istri) dan atraksi caci.
Kepala Desa Ngancar sekaligus Tua adat Kampung Ngancar, Yulius Sudirman menjelaskan, Kampung Tebang, Desa Ngancar dipilih untuk menyelenggarakan Rembug Pangan Lokal Nusa Tenggara Timur dari Perhimpunan Pangan Lokal Nusa Tenggara Timur.
Sudirman menambahkan, penduduk Desa Ngancar berjumlah 2.099 jiwa dari 409 kepala keluarga. Penghasilan utama penduduk di Desa Ngancar adalah beras, kopi, dan cengkeh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.