"Pelaksanaan DMO di 16 destinasi di Indonesia berkontribusi 10 sampai 20 persen pada peningkatan kunjungan wisatawan," kata Asdep Pengembangan Infrastruktur dan Pengembangan Kementerian Pariwisata, Frans Teguh di Magelang, Jawa Tengah, Selasa (29/9/2015).
Pada Konferensi Nasional DMO, Frans menjelaskan bahwa pelaksanaan DMO telah mampu meningkatkan pengelolaan wisata seperti muncul kesadaran untuk melayani lebih baik, membuat variasi kegiatan, dan menambah infrastruktur pendukung.
"Konsep DMO adalah mempercepat keterlibatan pemangku kepentingan dalam sektor pariwisata sehingga ukuran keberhasilannya selain kenaikan kunjungan wisatawan adalah seberapa jauh pemangku kepentingan yang ada ikut berpartisipasi," katanya.
Menurut dia, semua pihak hendaknya menghilangkan ego sektoral untuk bersama-sama mengelola destinasi yang ada karena sektor pariwisata juga terkait sektor lain seperti sarana perhubungan, energi, usaha kecil menengah dan budaya.
Ia juga mengapresiasi munculnya komunitas dari kalangan muda yang berkreasi untuk menyajikan sesuatu yang lain, sebagai bagian untuk menarik kunjungan wisatawan.
"Produk kreatif juga perlu dimunculkan seperti pertunjukan jazz di Dataran Tinggi Dieng dan di Pulau Maratua, pulau terdepan yang ada di Kaltim," katanya.
Juhriansyah, Ketua Pelaksana Maratua Jazz 2015 mengakui bahwa konsep DMO sangat tepat untuk mendukung kampanye sadar wisata karena semua pemangku kepentingan akan disadarkan bahwa banyak potensi yang belum digali.
Ia mencontohkan di Pulau Maratua, mulai tahun depan, bandara yang ada sudah bisa didarati pesawat jenis ATR, sehingga perlu kesiapan warga setempat dan kalangan swasta menyiapkan destinasi seperti home stay, atraksi wisata, cindera mata, dan transportasi lokal.
"Konsep DMO mulai diterapkan, akhirnya banyak infrastruktur terbangun dan terutama kita menggugah kesadaran masyarakat untuk bisa melayani wisatawan," kata Ketua Yayasan Berau Lestari itu.
Konferensi yang digelar sampai 30 September itu bertujuan untuk memberikan penguatan bagi para stakeholder baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengelola destinasi pariwisata serta para pemangku kepentingan lain dalam perencanaan, pembentukan, pengembangan dan pengelolaan destinasi pariwisata.
Konferensi ini merupakan keenam kalinya setelah sebelumnya dilaksanakan di berbagai daerah mulai dari Jakarta (2014 & 2010), Manado (Sulawesi Utara, 2013), Parapat, Danau Toba (Sumatera Utara, 2012), dan Labuan Bajo, Flores (2011).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.