Seorang kawan, Rizky Pinosa (24), mempersilakan kami beristirahat di rumahnya. Kami terlelap dibuai udara sejuk yang menyelinap dari sela-sela dinding kayu. Juga oleh rasa capai setelah perjalanan jauh.
Kopi Gayo di Tanoh Gayo
Setelah cukup istirahat, kami mandi dengan air hangat yang mengalir dari Gunung Api Burni Telong ke rumah-rumah warga. Air berbau belerang itu sangat membantu kami melawan hawa sejuk yang lama-lama menjadi terlampau dingin.
Rizky lalu mengajak kami menikmati kopi gayo. Memang kopi arabika gayo menjadi salah satu menu dalam daftar kami. Kopi arabika gayo tenar seantero dunia melebihi Tanoh Gayo ataupun orang Gayo itu sendiri. Banyak orang tak tahu lokasi Tanoh Gayo, tetapi sudah lebih dulu menyeruput kopi kental Gayo.