Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mercusuar Pulau Sebira, Menara Cahaya di Pelupuk Cakrawala

Kompas.com - 06/10/2015, 13:46 WIB
ONDER DE REGERING VAN
Z.M. WILLEM III,
KONING DER NEDERLANDER,
ENZ., ENZ., ENZ.,
OPGERICHT VOOR DRAAILICHT,
1869.

DEMIKIAN tertulis pada pelat baja hitam di atas pintu masuk Menara Suar Jaga Utara di Pulau Sebira (Sibira atau Sabira), Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Selasa (8/9/2015), menjelang surya tenggelam.

Jika diterjemahkan, tulisan itu berarti ”Di bawah kekuasaan (Raja) ZM Willem III dari Belanda, dan lain lain (dll), dll, dll, didirikan untuk suar lampu pendar, 1869.”

Setahun terakhir, menara yang pada masa lalu disebut Noordwachter atau Jaga Utara ialah rumah bagi Joko Darmaji (56), seorang teknisi di mercusuar tersebut.

”Saya harap, ini adalah pos terakhir saya tugas sebelum pensiun dua tahun lagi,” kata lelaki yang meninggalkan keluarga di Bekasi, Jawa Barat, sebagai penjaga, perawat, dan penghuni menara cahaya di pulau terluar dan terpencil Ibu Kota.

Dengan nada kata ramah, Joko menuturkan, tidak banyak tahu tentang mercusuar tersebut. Papan informasi menyatakan, bangunan itu masuk Daftar Suar Indonesia Nomor 1690 dan dalam pengelolaan Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Priok, Kementerian Perhubungan.

Kertas informasi pada dinding dalam rumah jaga teknisi menyebutkan, konstruksi bangunan baja tertutup dan terbuka, tinggi 48 meter, jenis lampu revolving dan VEGA Marine LED Beacon yang jarak tampak 18 nautical mile (NM) atau hampir 35 kilometer, durasi nyala suar 11 detik, dan letak koordinat menara 05° 12' 00" Lintang Selatan dan 102° 28' 00" Bujur Timur.

”Sejarah dan informasi lain saya tahu dari beberapa jurnalis yang pernah datang ke pulau dan meliput mercusuar ini,” kata Joko dengan ramah. Informasi itu antara lain mercusuar itu masuk daftar Amateur Radio Lighthouse Society World List of Lights dengan kode nama ARLHS IDO-062 pada 1 Juni 2006.

Menara tersebut dibuat di pabrik logam NV Koninklijke Nederlandsche Grofsmederij di Leiden, Belanda, 1867. Semua material konstruksi kemudian dibawa ke pulau dengan kapal uap Hertog Bernard yang bongkar muat pada 18 April 1869. Kapal itu dalam sejarah dikenal karena berperan menyebarkan penyakit beri-beri di Padang, Sumatera Barat, 1873.

Sebira merupakan pulau tunggal di Laut Jawa yang merupakan nusa terluar, terpencil, di teras paling utara Jakarta. Keberadaan mercusuar di pulau ujung utara tersebut mungkin yang kemudian memunculkan nama Noordwachter di kalangan pelaut.

Sampai 1974, Kompas masih menulis pulau seluas kurang dari 9 hektar itu Noordwachter. Dalam navigasi Indonesia, noordwachter (north watcher) disebut Djaga Oetara (Jaga Utara).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com