Beberapa lokasi di sejumlah titik di Kepulauan Karimata, Kecamatan Kepulauan Karimata, itu nantinya akan menjadi lokasi utama kegiatan bertaraf internasional tersebut. ”Ini semacam try out bagi kami, pemerintah kabupaten maupun masyarakat KKU menyambut Sail Selat Karimata tahun 2016 mendatang,” papar Hildi.
Festival yang baru pertama kali diselenggarakan oleh KKU ini, menurut Hildi, akan menjadi sepesial karena bertepatan dengan momen datangnya 40-an yacht (kapal layar) dari 15 negara peserta Wonderful Sail2Indonesia 2015 di perairan Karimata.
“Tahun ini, Pulau Karimata untuk kali pertama akan menjadi titik singgah para yachter. Nantinya mereka tidak hanya lewat seperti tahun-tahun sebelumnya, tapi akan berinteraksi dan bergabung dalam rangkaian kegiatan Festival Karimata 2015,” katanya.
Executive Director Yayasan Cinta Bahari Antar Nusa, Raymond Lesman, mengatakan, para pengelana samudera itu, sejak dilepas dari titik start di Darwin (Australia) Juli lalu, berkeliling perairan Indonesia selama tiga bulan dan berpartisipasi dalam serangkaian kegiatan di setiap titik singgah.
Beberapa titik sudah mereka singgahi, seperti Pulau Alor, Timor, Banda, Lembata, Wakatobi, Flores, Bali, beberapa titik di Pulau Sulawesi dan Karimun Jawa. Pada Oktober ini akan berada Kumai, Kalimantan Tengah, Ketapang dan Kepulauan Karimata di Kalimantan Barat.
"Rute terakhir pelayaran kami di Indonesia adalah Pulau Bintan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), sebelum akhirnya kami akan berlayar kembali ke Singapura dan Malaysia,” ujar Raymond.
Kepulauan Karimata memiliki pesona yang lebih dari cukup untuk menggelar kegiatan berskala nasional bahkan internasional. Terlebih, di kawasan yang 77.000 hektar luas perairannya berstatus Suaka Alam Laut (SAL) ini memang menjanjikan keindahan bawah laut yang belum banyak dikenal para pehobi kegiatan underwater di Indonesia.
Di samping eksotisme taman lautnya, potensi landscape kepulauan yang dihuni oleh lebih dari 1.400 jiwa ini pun menawarkan pesona yang tidak kalah menawan. Secara geografis, kepulauan ini berada di selat perairan antara Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera.
Mutiara Khatulistiwa
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kayong Utara, Mas Yuliandi mengatakan akses yang terbatas dan minimnya informasi mengenai potensi pariwisata menjadi salah satu kendala selama ini. Oleh karena itu festival ini diharapkan menjadi promosi wisata Kepulauan Karimata sebagai “Mutiara Khatulistiwa” sekaligus sebagai ajang uji coba kesiapan pemerintah daerah menatap pelaksanaan Sail Selat Karimata yang akan dihelat tahun 2016 di wilayah tersebut.
“Beberapa sarana sedang kami siapkan seperti menyiapkan kapal perintis sebagai sarana transportasi reguler dan pembangunan dermaga di beberapa lokasi,” ungkap Yuliandi.
Menurut Yuliandi, bisa saja masyarakat luar sebenarnya pernah mendengar Karimata, tetapi masih sangat sedikit ketertarikan mereka untuk datang ke kawasan ini. “Dengan mengajak langsung melihat ragam destinasi di sana, kami berharap mereka bisa menceritakan apa yang dilihat dan dirasakan di sana,” katanya.
Beragam kegiatan seperti, atraksi seni dan budaya khas masyarakat Negeri Bertuah akan ditampilkan dalam kegiatan ini. Selain itu, pesona bawah air maupun landscape dan ragam aktivitas khas masyarakat kepulauan pun akan dipertontonkan kepada peserta.
Untuk memanjakan peserta, panitia menggelar berbagai kegiatan seperti memancing di laut lepas, menyelam atau sekadar snorkeling, lomba jukong (semacam sampan khas Karimata), hingga beragam kudapan khas pulau akan dihadirkan nantinya.
”Kami berharap, kegiatan ini menumbuhkan kebanggaan masyarakat KKU, khususnya masyarakat di sekitar pulau terhadap potensi wisata yang ada di wilayahnya, agar mereka siap apabila suatu saat kawasannya menjadi destinasi ekowisata andalan KKU,” paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.