Giwang mutiara dan kalung-kalung unik yang melingkar di leher para peserta semakin menonjolkan keindahan batik sogan yang membalut tubuh-tubuh nan ramping dan wangi para peserta. Untuk menghalau panas, para peserta mengenakan kacamata hitam dan topi lebar yang serasi dengan dandanan mereka.
Naik andong
Setelah menandaskan bermangkok-mangkok soto, para peserta wisata yang berjumlah hampir 100 orang itu memulai perjalanan dengan mengendarai andong. Ini adalah kesempatan langka karena di Solo, andong kini menjadi alat transportasi yang makin sulit ditemui. Di hari-hari biasa, hanya ada tiga andong yang mangkal di sekitar keraton, melayani kebutuhan wisatawan. Dulu sampai era 1970-an, andong adalah angkot, alias angkutan kota yang menjalani rute dari pasar ke pasar, atau dari Solo ke Kartasura.