Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Batu Akik Purbalingga, Ada Nagasui, Pancawarna, dan Badar Lumut

Kompas.com - 07/10/2015, 17:53 WIB
PURBALINGGA, KOMPAS.com - Anda penyuka batu akik? Purbalingga tempatnya untuk berburu beragam motif dan bentuk. Bahkan, Anda bisa ikut melihat proses produksi batu akik mulai dari mencari bongkahan sampai siap jual.

Proses pencarian dimulai dari Sungai Klawing. Sungai Klawing menjadi ramai saat batu akik booming. Sungai di wilayah Purbalingga, Jawa Tengah, ini menjadi surga bagi para pencari bongkahan-bongkahan batu mulia yang selanjutnya diolah menjadi perhiasan berupa cincin, mata gelang, atau liontin.

Seperti sore itu, beberapa warga di Desa Bancar, Purbalingga, datang ke Sungai Klawing membawa sebatang pipa berdiameter sekitar 10 sentimeter dan panjang 1 meter.

Tak berlama-lama di bibir sungai, satu per satu lantas menceburkan diri ke dalam air. Secara seksama mereka mengamati bebatuan di dasar sungai. Sesekali, pipa di tangan digerak-gerakkan agar batu di dasar sungai tersingkap.

TRIBUN JATENG/ABDUL ARIF Pelayan di toko Kios Raja Klawing Bukateja, Purbalingga, Jateng, menunjukkan akik yang banyak diburu.
Lubang pipa yang masuk ke dalam sungai telah diberi plastik mika sehingga mereka mudah melihat bebatuan di dasar sungai dari ujung pipa satunya.

Mereka tengah mencari bongkahan-bongkahan batu akik yang bisa dibentuk. Begitu ada batu yang terlihat menarik, langsung dipungut dan dimasukkan ke dalam tas.

Ipong (40), seorang pencari bongkahan batu akik mengatakan, batu klawing memiliki ciri khusus.

Biasanya, berwarna hijau bercampur merah atau disebut nagasui. "Nagasui merupakan batu klawing andalan di Purbalingga," ujar warga Bancar RT 02 RW 06 Kecamatan Purbalingga.

Mereka yang beruntung bisa melihat batu Nagasui bertebaran di dasar sungai. Selain batu nagasui, Sungai Klawing juga menghasilkan batu pancawarna, badar lumut dan motif telur kodok.

TRIBUN JATENG/ABDUL ARIF Pencari bongkahan batu akik menunjukan material dasar batu akik jenis badar lumut yang ditemukan di Sungai Klawing, Purbalingga, Jateng.
Harga bongkahan-bongkahan batu akik itu cukup bervariasi, ada yang Rp 50.000 per satu bongkahan, ada pula yang sampai Rp 350.000 untuk batu nagasui pancawarna.

Ipong tak kesulitan menjual bongkahan-bongkahan batu itu lantaran banyak perajin batu akik di Purbalingga.

Bongkahan batu akik itu selanjutnya dipotong menjadi lempengan setebal sekitar satu meter.
Setelah itu, dicuci bersih dan siap dibentuk menjadi mata cincin maupun liontin.

Ada tiga sentra kerajinan sekaligus tempat pemasaran batu akik di Purbalingga, yaitu di Kecamatan Bobotsari, Bukateja dan Desa Bancar Kecamatan Purbalingga.

Di Bobotsari, penjual maupun perajin batu akik tergabung dalam Paguyuban Pasar Batu Klawing Ciblon. Mereka memajang beragam cincin bermata akik dan liontin di Waroeng Watu yang berada di depan objek wisata Pancuran Ciblon Bobotsari, Purbalingga. Ada delapan kios yang buka.

Jenis batu akik yang ditawarkan cukup beragam. Wahadi (56) pemilik kios Cahaya Gemstone, mengatakan, mayoritas yang dijual merupakan batu klawing. Ada satu dua yang memang didatangkan dari luar daerah. "Yang diandalkan nagasui dan pancawarna," katanya.

Lokasi Waroeng Watu Klawing cukup strategis. Kiosnya berada di sebelah terminal Bobotsari. Jaraknya sekitar 11 kilometer dari Alun-alun Purbalingga. Anda bisa mengakses melalui Jalan Raya Bojongsari sekitar 20 menit.

Soal harga, kata Wahadi, di Bobotsari lebih baik daripada di Kecamatan Purbalingga. Dia menyebutkan, untuk harga liontin motif gambar berada di kisaran Rp 5 juta hingga puluhan juta, sesuai keindahan motif.

Sementara, harga cincin bermata batu akik dipatok mulai Rp 250.000. "Batu tak ada patokannya, patokannya adalah kesenangan," ujarnya.

Selain di Waroeng Watu, ada juga pusat penjualan batu akik di Kecamatan Bukateja. Tepatnya di kios Raja Klawing milik Bayu (45) di Desa Kembangan RT 04 RW 06, Kecamatan Bukateja, Purbalingga.

Di kios tersebut, Anda tak hanya bisa melihat koleksi cincin bermata batu akik klawing maupun liontin. Tetapi, juga bisa menyaksikan secara langsung proses pembuatan di belakang kios.

Ada beberapa jenis batu klawing yang ditawarkan, yaitu motif telur kodok, pancawarna, nagasui, badar lumut dan lainnya. Aneka batu klawing itu dikemas dalam berbagai hiasan, seperti gelang, liontin, ukiran, gesper dan cincin bermata batu akik yang jadi andalan.

TRIBUN JATENG/ABDUL ARIF Batu akik klawing jenis telur kodok.
"Kisaran harga relatif. Dari Rp 25 ribu sampai jutaan rupiah per cincin. Batu ini soal kesenangan. Semakin bagus akan tinggi nilainya," katanya.

Dia menyebutkan nagasui bergambar nilainya bisa mencapai Rp 50 juta. Namun, secara umum, harga cincin bermata batu akik di kios Raja Klawing berada di kisaran Rp 200.000.

Kios Raja Klawing Bukateja bisa diakses melalui Jalan Raya Purbalingga-Banjarnegara. Jaraknya 13 Km dari Alun-alun Purbalingga atau 23 menit perjalanan.

Sentra batu akik lainnya ada di kompleks Bancar Badhok Center (BBC) Purbalingga. Ada puluhan kios yang buka di sekitar Jalan Letnan Khusni. Giyono (37) pemilik kios MSG Klawing mengatakan, kios-kios di Bancar juga menawarkan aneka batu Klawing. "Rata-rata, harga di sini Rp 150 ribu untuk semua jenis batu. Kebanyakan yang datang di sini mencari gambar dan motif," katanya.

Tips membeli akik

Agar tidak merasa tertipu saat membeli, Bayu, pemilik kios Raja Klawing Purbalingga, membagikan tips saat membeli batu akik.

1. Sebelum membeli, tanyakan dulu kepada penjual, apakah batu akik yang dimaksud jenis batu masakan atau natural.

Batu akik yang natural mengandung mineral. Sementara, batu akik yang masakan amineral. Istilahnya, batu kaca glasstone. Ada juga setengah mineral. Batunya asli tapi warnanya tidak.

2. Batu masakan atau yang diwarnai terlihat seperti batu beling. Beda dengan batu asli.

3) Motif batu bagus itu relatif. Ada batu yang bagus menurut seseorang tapi belum tentu bagi orang lain. (Abdul Arif)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com