Ketika Yoseph mendekati sarang lebah, Moses dan Antonius menyiapkan semacam obor yang terbuat dari lilitan dahan kering dan sabut kelapa yang di bagian luar dilapisi daun-daun hijau. Obor ini kemudian disulut oleh api. Keberadaan daun hijau yang masih segar mencegah api membesar.
Sebagai gantinya, obor yang terbakar ini hanya mengeluarkan asap yang digunakan untuk menghalau lebah dari sarangnya untuk sementara. Obor dinaikkan dengan tali yang diulurkan turun oleh Yoseph. Tali ini juga digunakan untuk mengirimkan bambu-bambu serta ember dari bawah.
Setelah menghalau lebah dengan obor, Yoseph memotong bagian atas sarang dengan parang, lantas menempatkannya dalam ember yang kemudian diturunkan dengan tali yang diterima Moses dan Antonius. Keduanya berperan sebagai pembantu pemanjat.
Untuk memanen, biasanya dibentuk tim yang terdiri dari pemanjat dan para pembantu. Isi tim 3-4 orang. Pembantu pemanjat juga bertugas menyaring madu yang diperoleh. ”Harus sigap. Kalau malas, pemanjat bisa tidak kasih madu,” kata Antonius, yang ayahnya juga seorang pemanjat.