Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ku Antar Kau Menuju Keabadian

Kompas.com - 18/10/2015, 10:36 WIB
Jenis ketiga adalah Nganjan sebelum memakamkan orang. Nganjan jenis ini dilaksanakan saat ada warga yang meninggal. Namun, tidak sebesar acara Nganjan Tambak dan Nyandong. Nganjan sebelum pemakaman hanya beberapa jam.

Albertus Inson (69), Ketua Adat Desa Batu Mas, menambahkan, dahulu, Nganjan hanya dilakukan orang keturunan ketua adat yang disebut domong. Namun, seiring perkembangan zaman, semua boleh melaksanakannya karena kemampuan ekonomi yang semakin berkembang.

”Nganjan pun dalam perkembangannya tidak selalu untuk ritual kematian, tetapi untuk memeriahkan acara. Bahkan, di kalangan muda Nganjan untuk menyambut tahun baru, tetapi harus dengan dispensasi ketua adat,” kata Inson.

Perlunya dispensasi ketua adat agar ia memberi tahu leluhur bahwa Nganjan dalam konteks malam tahun baru hanya untuk kegembiraan menyambut tahun baru atau dalam acara lain, bukan dalam konteks ritual kematian.

”Dispensasi itu juga dibuat agar generasi muda dekat dengan adat istiadat yang menjadi jati diri mereka,” katanya.

Basis ”kaharingan”

Jhon Bamba, Ketua Perkumpulan Institut Dayakologi Kalimantan Barat, menuturkan, masyarakat Dayak Gerunggang masih satu rumpun dengan Dayak di Kalimantan Tengah. Tradisi yang tumbuh di masyarakat Kalimantan Tengah berbasis kaharingan.

Pengaruh tradisi itu sampai ke daerah Dayak Gerunggang di Kalimantan Barat yang diadopsi dalam ritual Nganjan. Daerah itu berbatasan dengan Kalimantan Tengah.

”Nganjan ibarat penguburan kedua, sama seperti Tiwah di Kalimantan Tengah. Nganjan merupakan spiritualitas masyarakat Dayak Gerunggang, tentang adanya kehidupan setelah kematian. Jiwa nenek moyang yang meninggal diyakini ada yang belum sampai ke sebayan tujuh surga dalam,” kata Jhon.

Dalam konteks kekinian, Dayak secara umum termasuk Dayak Gerunggang mengalami perubahan yang cukup besar. Ada berbagai pilihan hidup yang membuat mereka lebih bertransformasi menjadi masyarakat modern daripada masyarakat adat. Ada yang menggeluti berbagai profesi sehingga tradisi Nganjan di ambang kepunahan. (Emanuel Edi Saputra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com