Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengemas Budaya dan Kuliner Aceh ala Yovie Widianto

Kompas.com - 26/10/2015, 07:19 WIB
BANDA ACEH, KOMPAS.com - Yovie Widianto tak cuma dikenal sebagai musisi, ternyata membawakan acara berbalut budaya dan kuliner pun dilakukannya tanpa halangan berarti.

Hal ini terlihat tatkala Yovie bersama Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation memulai pengambilan tayangan Idenesia di Museum Aceh, Banda Aceh, Selasa (20/10/2015) lalu.

Idenesia atau Ide untuk Indonesia adalah program kerja sama Bakti Budaya Djarum Foundation bersama Metro TV dan Pendiri Pusat Studi Indonesia Cerdas yang dipimpin Yovie Widianto.

Program ini merupakan wujud konsistensi dan inovasi Bakti Budaya Djarum Foundation dalam menanamkan kecintaan terhadap budaya Indonesia.

Museum Aceh menyimpan berbagai pernak-pernik peninggalan sejarah masyarakat Aceh sejak era prasejarah, mulai dari peralatan pertanian, peralatan rumah tangga, senjata tradisional dan pakaian tradisional.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Renitasari Adrian (kiri), Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation; Yovie Widianto (tengah); dan penghikayat Aceh, Muda Baliya (kanan) di Museum Aceh, Banda Aceh, Selasa (20/10/2015).
Di museum yang didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda ini, Yovie dan Renita menemukan berbagai koleksi manuskrip kuno, dokumentasi foto sejarah dan maket dari perkembangan Masjid Agung Baiturrahman.

Di Museum Aceh pula, Yovie dan Renita mewawancarai Muda Baliya, penghikayat atau penutur Aceh yang saat ini sudah mulai langka.

Sebagai seniman Aceh, Muda Baliya -- pemilik Sanggar Jamboe Hikayat -- pernah meraih Rekor Muri atas prestasinya membawakan hikayat terlama secara lisan yaitu 26 jam nonstop dengan jeda hanya 5 menit di tiap jam.

Yovie mengaku sudah 5 kali ke Aceh dan selalu kepincut soal budaya dan kuliner Aceh.

"Makanan Aceh sungguh unik. Ada akulturasi budaya, ada rasa asam, seperti kuliner Bangladesh, India. Ada kari dan kuah. Kuliner Aceh memiliki cita rasa tersendiri dan tak ditemui di tempat lain. Itu bentuk kekhasan Aceh yang tak ada di tempat lain," katanya.

Menurut Yovie, budaya dan kuliner Aceh merupakan kekuatan luar biasa untuk menunjang sektor pariwisata di provinsi paling barat Indonesia ini. Kekuatan itu harus dibangun mulai sekarang.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Renitasari Adrian (tengah), Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation; dan Yovie Widianto (kanan) di Rumoh Aceh, Banda Aceh, Selasa (20/10/2015).
"Jadikan masyarakat peduli dan ramah menyambut tamu sehingga wisatawan ketagihan datang ke Aceh," katanya.

Muda Baliya, menurut Yovie, adalah salah satu aset Aceh. Dia berharap pemerintah bisa memfasilitasi sehingga Muda Baliya bisa menularkan ilmunya sehingga muncul penghikayat-penghikayat muda yang hebat di Bumi Serambi Mekkah.

"Saya ingin melibatkan Muda Baliya dalam karya saya karena saya begitu mencintai budaya. Budaya Indonesia tak kalah dengan musik pop kita," katanya.

Yovie berharap Aceh tetap memiliki bentuk kekhasannya sendiri di bidang budaya dan kuliner sehingga mengundang wisatawan lebih banyak berkunjung ke Aceh.

Pemerintah pusat dan daerah, lanjut Yovie, wajib memberikan perhatian lebih terhadap budaya, kuliner dan para seniman di Aceh. "Budaya dan kuliner kalau dikemas secara kreatif akan menjadi sumber daya kekuatan ekonomi yang tak akan pernah habis," katanya.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Yovie Widianto mencicipi kuliner khas Aceh di Warung Nasi Hasan 3, Banda Aceh, Selasa (20/10/2015).
Mengenai promosi pariwisata "Wonderful Indonesia", Yovie sangat menyayangkan kenapa harus menggunakan bahasa Inggris ketimbang bahasa Indonesia: "Pesona Indonesia". Padahal wisatawan asing harus diajak untuk lebih mengenal bahasa Indonesia.

Yovie mencontohkan pariwisata Korea, di mana ucapan atau salam dalam bahasa Korea seperti "Annyeong Haseyo", "Kamsahamnida" dan "Saranghae," sudah tak asing lagi diucapkan oleh orang non Korea.

"Kita harus bangga dengan bahasa Indonesia. Saya percaya dengan kekuatan tersebut, Indonesia bisa menjadi besar. Yang penting kita kompak satu sama lain," ujarnya.

"Semoga saya bisa membawa sahabat musik saya mencintai budaya Indonesia," tambah Yovie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com