Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelesir Hemat ke Jepang

Kompas.com - 27/10/2015, 17:19 WIB
MENJELANG matahari menghilang dari langit Takasago, Ami menata ulang kopernya. Dalam beberapa jam, ia akan meninggalkan kecamatan di utara Tokyo itu lalu menuju Bandara Narita.

Perempuan yang bekerja di Kuala Lumpur, Malaysia, itu harus memastikan kopernya tidak melebihi batas berat yang diizinkan maskapai. Ia tidak siap jika harus membayar tambahan biaya bagasi. "Saya pilih penerbangan paling murah dengan kebijakan bagasi amat ketat," ujarnya sambil terus menata ulang dua koper yang salah satunya akan masuk bagasi dan satu lagi dibawa ke kabin.

Ami menghabiskan hampir satu jam untuk menata ulang koper di tempat sempit di antara tempat tidur Yawp!Backpackers, losmen di dekat Stasiun Takasago. Selesai menata ulang, ia bercengkerama sebentar dengan tamu losmen. Tak lupa berterima kasih kepada salah satu tamu yang meminjamkan timbangan kecil untuk mengukur berat kopernya. Setelah semua sapa di losmen, ia mulai menuju Bandara Narita.

"Habis sudah masa liburan, kembali ke pekerjaan di Putra Jaya," ujarnya.

Kecamatan Takasago dan Bandara Narita sama-sama di Provinsi Chiba. Perlu 40 menit dengan kereta dari Stasiun Takasago menuju Bandara Narita. Waktu perjalanan tidak termasuk untuk ganti kereta di sebagian stasiun. Dari Takasago ke Narita tidak ada kereta langsung. Kereta langsung hanya tersedia dari Tokyo, tepatnya di Stasiun Oshiage.

Ami bukan satu-satunya tamu Yawp!Backpackers yang beranjak pada akhir pekan di pertengahan Oktober itu. Pemuda asal Jerman, Bernard, juga meninggalkan losmen itu untuk berpindah ke selatan Tokyo. "Saya naik kereta ke Roppongi, pindah ke losmen lain," ujarnya.

Tinggal di losmen, naik penerbangan murah, dan menumpang kereta adalah kombinasi pelesir hemat di Jepang. Kombinasi itu melawan kesan pertama yang akan segera menyergap soal jalan-jalan ke Jepang: mahal.

Citra Jepang, khususnya Tokyo sebagai tempat serba mahal, memang melekat di banyak orang. Padahal, pelesir ke "Negeri Matahari Terbit" itu bisa dilakukan dengan hemat.

Perencanaan

Kunci melancong hemat ke Jepang adalah perencanaan matang dan jauh-jauh hari. Jalan-jalan ke Jepang antara Mei-Juli atau November-Januari sudah pasti mahal. Tidak mudah mendapatkan tiket penerbangan murah pada periode liburan itu.

Sebaliknya, ada periode Februari-Maret dan September-Oktober yang layak dijadikan pilihan waktu bertandang ke Jepang. Jika memastikan akan menyambangi Jepang pada periode itu, mulai pesan tiket penerbangan.

Bandara tujuan bisa memilih Haneda yang paling dekat dengan Tokyo, Narita di Chiba, atau Chubu di Provinsi Mei dan paling dekat dengan Sirkuit Suzuka. Ada banyak pilihan penerbangan dari Bandara Soekarnao-Hatta di Banten atau Bandara Ngurah Rai di Bali menuju Jepang.

Dari Jakarta, ada tiket Garuda Indonesia tiket pulang-pergi seharga Rp 6,5 juta untuk satu penumpang ke Jepang. Sejumlah maskapai lain menawarkan harga kurang lebih sama. Tentu saja di kelas ekonomi dan harus dipesan jauh-jauh hari.

Tiket dapat dibeli melalui berbagai laman internet, baik milik maskapai maupun agen perjalanan. Jika ingin melihat lebih banyak pilihan maskapai, laman agen perjalanan bisa dikunjungi.

Setelah tiket aman, segera mencari tempat tidur selama di Jepang. Suhu rata-rata 21 derajat celsius selama Maret-April dan Oktober di Jepang amat menggoda untuk dinikmati dari balik selimut di kamar hangat. Namun, jauh-jauh ke Jepang tentu bukan untuk diam di kamar bukan?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com