Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersepeda di Kaki Langit Himalaya - 1

Kompas.com - 29/10/2015, 10:04 WIB
Wartawan Warta Kota, Max Agung Pribadi melakukan penjelajahan bersepeda seorang diri ke kawasan Pegunungan Himalaya di India pada 28 September-17 Oktober 2015.

Berikut laporan pertama yang disajikan dalam 10 seri tulisan.

*****

ANGIN dingin yang menerpa wajah tak lagi kurasakan. Kubiarkan sepeda meluncur kencang meninggalkan puncak Rohtang La langsung menuju Manali yang masih 52 kilometer di depan.

Kota itu akan menjadi titik akhir penjelajahanku di Pegunungan Himalaya yang ada di wilayah India.

Saat menoleh ke belakang, kulihat ujung puncak Rohtang yang berupa celah sempit di antara dua gunung besar berdiri kokoh menuding langit.

Sekali saja setelah itu aku tak pernah lagi menoleh ke belakang. Aku merasa lega. Perjalanan berat yang sudah berlangsung berhari-hari segera berakhir.

Namun di sisi lain, ada perasaan sedih karena harus meninggalkan gunung ini. Rasanya seperti meninggalkan seorang kawan lama.

Sepanjang jalan pikiranku melayang, berusaha mengumpulkan  potongan demi potongan peristiwa yang mirip sebuah puzzle.

MAX AGUNG PRIBADI Fasilitas camping di puncak Rohtang La, India dari sisi Manali.
Potongan yang harus kususun agar terlihat jelas dan utuh gambar besar dari Ekspedisi Trans Himalaya Kashmir 2015 yang berlangsung sejak 28 September 2015 lalu.

Namun proses persiapan penjelajahan bersepeda ini sudah terentang sejak setahun lalu.

Gagasan menyusuri jalur yang menghubungkan Srinagar di Negara Bagian Jammu Kashmir hingga Manali di Negara Bagian Himachal Pradesh itu dengan sepeda muncul begitu saja.

Impianku tentang penjelajahan di Atap Dunia sudah lama tersimpan dalam angan. Tersimpan,  tapi tidak terkubur selamanya, menunggu saat yang tepat ketika api petualangan itu berkobar.

Dan saat itu tiba saat muncul gagasan untuk menyatukan kesukaanku bersepeda dengan penjelajahan di Himalaya.

Bukan apa-apa, sepeda punya daya jelajah tinggi dan ramah lingkungan, serta relatif lebih menghemat waktu dan biaya.

Memang tantangannya sangat besar karena di Indonesia masih jarang sekali orang bersepeda jarak jauh di gunung tinggi.

Aku berdiskusi dengan Bambang Hertadi Mas yang pernah mencoba sebagian jalur Leh-Manali dan dr Aristi Prajwalita mengenai tindakan medis darurat. Kuungkapkan gagasan ini pertama kali dengan istriku, Skolastika Sandya Esti Rahayu.

Ia diam saja seperti biasanya. Namun dalam diamnya, aku tahu dia mencerna gagasan itu dan mempertimbangkannya dari berbagai sudut.

MAX AGUNG PRIBADI Suasana pusat kota Manali, di India.
Begitulah kebiasaannya kalau menanggapi sebuah gagasan. Setuju atau tidak, ia lalu akan mengungkapkannya beberapa saat kemudian berikut dengan argumennya masing-masing.

Beberapa hari kemudian persetujuan itu keluar, dan kumulailah program yang lebih terencana untuk mempersiapkan ekspedisi ini.

Garis besarnya terdiri dari penggalangan dana, latihan fisik, dan rencana operasional. Kujabarkan dalam bentuk proposal sederhana yang terdiri dari beberapa lembar.

Seruan 'Dare to Dream!' dari Martin Luther King Jr (1929-1968) sengaja saya pilih untuk membakar semua hati agar tetap berani bermimpi dan selalu berusaha mewujudkan impian tersebut.

Siapa yang tidak pernah memimpikan Himalaya, sekurangnya sekali saja dalam hidupnya? Atau setidaknya, tetaplah punya "Himalaya" (baca: mimpi) yang membuat hidup lebih berwarna seperti pelangi, kita dipenuhi semangat, dan rasa syukur.

Semula ada beberapa jalur pilihan untuk menjelajah Himalaya. Namun perhatianku tertarik pada jalur melalui Lembah Kashmir di India dengan titik start di kota Srinagar.

Lembah Kashmir yang terletak di ketinggian 1.600 meter itu sangat menarik karena keindahan lanskap dan kekayaan sejarahnya.

Sejak lama menjadi lembah itu menjadi area pertikaian sengit antara sejumlah negara yang memperebutkannya.

Secara de jure, lembah subur yang diapit tiga gunung itu kini masuk wilayah India. Namun klaim atas Kashmir juga dipersoalkan Pakistan dan China.

Dalam buku "Reclaiming the Past?" Vernon Hewitt menyatakan, dalam krisis Kashmir umumnya orang melihat masalah itu dari sejarah kerajaan Dogra yang masuk dalam wilayah India.

Jarang orang melihatnya dari kacamata yang lebih luas semisal dari masalah yang berkaitan dengan Azad Kashmir, wilayah utara Pakistan yang mencakup sebagian dari Lembah Kashmir, termasuk Gilgit dan Baltistan.

Aku tak ingin mencampuri urusan politik kewilayahan itu. Tapi yang jelas Lembah Kashmir sendiri sudah berarti keindahan.

Bahkan Jehangir, salah satu raja pada masa kerajaan Mughal, saking cintanya pada Kashmir, membangun 700 taman di lembah itu.

Mughal Garden di Srinagar adalah salah satu bukti nyata kecintaan Jehangir pada lembah subur seluas 15.948 kilometer persegi itu. (Bersambung...)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com