"Sudah satu bulan terakhir ini, kunjungan (wisatawan) sepi," kata Sugino, selaku penanggung jawab Galeri Laskar Pelangi di Desa Lenggang, Kecamatan Gantong, Belitung Timur, Rabu (28/10/2015).
Ia menyebutkan bahwa dalam sehari obyek wisata berupa replika bangunan SD Muhammadiyah Gantong yang menjadi tempat sekolah bagi Ikal dan kawan-kawan sebagaimana diceritakan dalam film "Laskar Pelangi" itu bisa dikunjungi sekitar 200 orang.
Bahkan bila akhir pekan jumlah kunjungan wisatawan bisa mencapai 500 orang dari berbagai daerah, terutama dari luar Belitung.
"Namun sekarang sepi. Apalagi dua hari yang lalu sampai sekarang beberapa penerbangan ke Belitung dibatalkan akibat kabut asap," ujarnya.
Replika dua unit kelas yang disanggah batang pohon kayu karena hampir roboh itu dibangun atas swadaya masyarakat Desa Lenggang.
Replika tersebut sebelumnya dikelola oleh desa setempat kemudian diambil alih oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Belitung Timur.
"Tadinya setiap pengunjung dikenai tiket masuk dan obyek wisata ini dikelola oleh Bumdes (Badan Usaha Milik Desa). Tapi sekarang sudah tidak lagi," ungkap Sugino.
Di sekitar obyek wisata tersebut, Pemkab Belitung Timur membangun beberapa fasilitas pendukung, seperti kedai, tempat parkir kendaraan bermotor, dan kamar kecil.
Sepinya pengunjung itu juga diakui oleh Silawati (37), pedagang makanan dan minuman di areal obyek wisata Laskar Pelangi. "Sudah dari kemarin-kemarin lengang," katanya saat asyik mengobrol bersama para pemilik kedai lainnya.
Hal yang sama juga terlihat di Museum Kata Andrea Hirata. Meskipun demikian, sejumlah murid-murid SD di Gantong mendatangi bekas rumah keluarga Andrea Hirata itu untuk belajar kelompok atau kegiatan sanggar.
Dengan adanya obyek wisata tersebut, Belitung menjadi salah satu tujuan utama wisatawan ke Provinsi Bangka Belitung.
Kepala Bidang Destinasi dan Pengembangan Wisata Disbudpar Kabupaten Belitung Timur, Rudi Sastrawan menambahkan bahwa kabut asap juga mengakibatkan penyedia akomodasi wisata merugi.
"Kami berharap, peristiwa ini segera berlalu," kata Rudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.