Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersepeda di Kaki Langit Himalaya - 5

Kompas.com - 02/11/2015, 09:14 WIB
"Kalau tidak mau terima, aku pergi sekarang juga," kataku.

Kami sempat berdebat. Tapi akhirnya dia ambil juga uang yang kutawarkan lalu pergi. Setelah makan, kubereskan semua peralatan dan mengepaknya di atas sepeda. Hanya tersisa sleeping bag dan matras untuk tidur.

Keesokan harinya, pukul 06.30 saat para penjaga itu belum bangun, aku sudah keluar dari hotel dan duduk di atas sadel. Bergerak secepatnya meninggalkan hotel menembus kabut.

Sempat terpikir kalau semalam mereka benar-benar berniat jahat, habislah aku dikeroyok. Tapi rupanya Tuhan tetap melindungi dengan cara yang sering tak terduga.

Jalan langsung menanjak tajam memanjat dinding gunung di sebelah kiri, sementara  Sungai Sind mengalir berjeram-jeram di sebelah kanan.

Pada bagian tebing yang menjulang di pinggir jalan, gemuruh sungai itu seperti masuk ke dalam batu, menimbulkan efek akustik yang mengejutkan saat melewatinya.

Tak berapa lama aku melintasi barak militer, markas sebuah batalyon yang berjulukan ‘White Devils’.  Mereka menjadikan tebing-tebing batu yang menjulang di kawasan itu sebagai tempat latihan, persis di kawasan Citatah, Kabupaten Bandung.

Berpapasan dengan satu peleton tentara yang berjalan dengan senjata dan perbekalan lengkap seperti mau patrol, beberapa perwiranya menyapaku ramah. Di belakang barisan itu, ada juga regu penyapu ranjau yang berjalan dengan seekor anjing pelacak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com