Koleksi yang dipamerkan meliputi 10 jenis etnografika, 2 buah jenis historika dan 1 buah koleksi tanpa keterangan, namun diperkirakan jenis etnografika.
Pembangunan gedung museum yang sudah dimulai 4 tahun lalu ini memang belum selesai dibangun. Di bagian ruang pamer yang berukuran 25x15 meter belum seluruhnya selesai.
Menurut Kepala Museum Gorontalo, Irwan Hajarati, belum seluruhnya koleksi dipajang akibat belum selesainya pembangunan ruang pajang. Sebagian koleksinya masih disimpan di gudang.
“Sebagian besar koleksinya adalah barang yang terkait dengan kegiatan rumah tangga yang terbuat dari logam. Semuanya berasal dari simpanan masyarakat yang kami koleksi berdasar ganti rugi karena selama ini mereka telah menjaga dan merawat benda tersebut," kata Irwan di Gorontalo, Senin (2/11/2015).
Ke-13 koleksi yang dipajang tersebut adalah toromoni kuningan yang berfungsi sebagai tempat perhiasan putri raja, tempat lilin, teko air dari kuningan dan perak, pomama atau wadah pinang, satu set tempat rokok, guci besar dan botol berbahan stoneware penyimpan air.
Berikutnya, timbangan emas terbuat dari besi, hukede atau tempat ludah raja yang terbuat dari kuningan, tempat susu perah, dan tempayan kuningan untuk keperluan rumah tangga.
Irwan mengatakan museum akan beroperasi penuh diperkirakan tahun 2017. Saat ini pihaknya sedang mengejar pembangunan fisik gedung dan melakukan sosialisasi ke berbagai pihak.
Irwan memperkirakan hingga akhir tahun ini pembangunan ruang pajang akan selesai dan siap diletakkan koleksi-koleksi lainnya.
“Bisa saja museum ini didrop benda kuno temuan di dasar laut dari pusat untuk memperbanyak koleksi, masalahnya ruang pamer kami belum siap” ujar Irwan.
Di luar 78 koleksi yang dimiliki, Museum Gorontalo tengah mengadakan identifikasi benda-benda kuno yang saat ini masih dikuasai oleh keluar-keluarga di seluruh Provinsi Gorontalo.
Irwan menyebut koleksi yang sudah didata yang dipegang masyarakat jumlahnya mencapai ratusan, dan diperkirakan akan terus bertambah pada tahun-tahun mendatang.
Barang kuno yang berada di masyarakat terutama jenis etnografika dan historika.
“Lebih mudah mengambil barang dari masyarakat melalui ganti rugi dibandingkan yang dikuasai kolektor. Kalau kolektor memang sengaja mengumpulkan barang-barang tersebut dan biasanya susah untuk dipindahkan ke museum," kata Irwan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.