Ini Jadinya, Saat Bir dan Bangunan Rusak Bertemu

BANDUNG, KOMPAS.com – Trotoart sering disebut cafe, beer garden, atau beer house, intinya sama, menjual bir.

Selain itu, ada beberapa menu pendamping bir sederhana seperti french fries home made, sosis goreng, atau pop corn. Lantas mengapa ada banyak sekali julukannya?

Karena nuansanya. Lokasi tempat ini ada di Jalan Cisitu, Dago, Bandung, Jawa Barat.

Cari perumahan dengan kumpulan mobil tua rusak, lalu jalan ke belakang pos satpam yang sudah tak perpenghuni, belok kiri.

Jika melihat bangunan rusak, tua, penuh barang bekas, jangan takut, ini bukan rumah angker, ada penghuninya, dan lebih jauh lagi ini tempat makan dan minum bir!

Pemiliknya, Donny Zleer memang ingin membuka tempat bir, tapi karena cekak biaya, bangunan tak bisa rampung.

Akhirnya, dekorasi justru “diperparah” dengan meletakkan segala bentuk benda antik di tempat ini, dan jadilah Trotoart. Bagusnya, dekorasi ini justru membuat tempat ini nyeni dan fotogenik.

Pengunjung dapat datang, memesan, dan cari tempat duduk sendiri, di mana saja, mau duduk di atas sepedah bekas, mau lesehan di tanah, duduk di atas potongan pohon, duduk di saung, duduk di velg mobil, yang jelas temukan lokasi nyaman sendiri.

Rd.Ramanda Jahansyahtono Salah satu sudut di Trotoart didekorasi dengan kerangka motor tua.

Harga sebotol bir Prost Rp 45.000, sementara seporsi french fries buatan sendiri Rp 25.000.

Jika datang tak perlu tanya sudah buka atau belum, tempat ini bahkan tak pernah terlihat seperti beroperasi, kecuali saat ramai pengunjung, dan memang seringnya ramai di malam hari.

Jadi, datang, cari tempat, dan pesanlah.