Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluar dari Jebakan Debu Anak Gunung Rinjani

Kompas.com - 06/11/2015, 10:15 WIB
Jessi Carina

Penulis

BALI, KOMPAS.com - Erupsi Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani, Lombok, NTB, telah membuat Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali ditutup.

Awalnya, otoritas bandara menetapkan penutupan sampai Kamis (5/11/2015) pagi. Namun, otoritas bandara menetapkan penutupan akan dilanjutkan hingga Jumat (6/11/2015) pagi.

Sejak tiga hari terakhir ini, situasi di Bandara Ngurah Rai terkesan karut-marut oleh penumpukan penumpang.

Entah mereka mencari informasi penerbangan, atau mereka masih mengharapkan sedikit peluang untuk bisa terbang ke tempat tujuan.

Tapi sia-sia saja, tidak satu pun penerbangan tersedia.

Kompas.com melihat, hotel-hotel di dekat bandara pun kebanjiran tamu. Kepada resepsionis, tamu yang didominasi turis asing itu mengatakan bahwa mereka terpaksa menginap semalam lagi karena bandara ditutup.

Tidak ada kepastian kapan bandara dibuka dan penerbangan bisa kembali dilakukan. Mereka yang masih memiliki banyak urusan di Jakarta, memilih untuk meninggalkan Bali lewat jalur darat.

Rutenya, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, untuk menyeberang ke Pelabuhan Ketapang,
Banyuwangi, dengan kapal ferry.

Selanjutnya, melanjutkan lagi perjalanan menuju Bandara Internasional Juanda di Surabaya. Kompas.com menempuh jalur tersebut untuk kembali ke Jakarta.

Gilimanuk yang tak terduga

Butuh waktu sekitar lima jam dari Kuta untuk mencapai Pelabuhan Gilimanuk yang berada di Jembrana, Bali.

Perkiraan awal, akan ada banyak antrean mobil yang ingin masuk ke dalam kapal di Gilimanuk. Sebab, banyak orang yang memilih menempuh jalur darat sebagai alternatif kepulangan mereka ke tempat asal.

Tetapi, kondisi yang terjadi tidak sesuai dengan perkiraan. Pada Kamis (5/11/2015) pukul 17.00 WITA, antrean panjang tidak tampak di Gilimanuk.

Sore itu, mobil bisa masuk ke dalam kapal dengan menunggu sekitar 30 menit saja. Suasana di dalam kapal juga tidak terlalu disesaki banyak orang.

Ada cerita, sebuah keluarga yang berasal dari Taipei, Taiwan, sibuk berbicara dengan bahasa mereka. Suara mereka terdengar begitu keras.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com