Dan ternyata kawan yang semula ragu naik paling cepat dibandingkan dengan yang lain. ”Dia memang biasa olahraga di tempat kebugaran,” kata temannya sesama warga Malaysia.
Kalau tidak penasaran, mungkin enggan juga naik 900 anak tangga. Kami berlima tidak lagi beriringan. Dua pemuda setempat menguntit menawarkan keledai untuk ditunggangi.
”Percayalah, masih jauh,” kata mereka berulang-ulang.
Ide naik keledai atau kuda rasanya bukan sesuatu yang menarik ketika kita naik ke atas batu-batu yang kadang sempit dan terjal. Bukannya naik kuda malah membuat tegang, takut jatuh?
Rasanya cukup lega ketika akhirnya kami sampai di tempat yang disebut biara, yaitu sebuah pahatan bangunan mirip gerbang.
Tak jauh dari sini terlihat tulisan best view. Ada apa gerangan? ”Berharga untuk didatangi, hanya jalannya harus hati-hati, agak licin,” kata sepasang turis Jerman.
Berdua dengan seorang rekan asal Malaysia, saya pun bersemangat naik. Dari atas kami bisa melihat negara tetangga. Namun, udara tak cukup cerah, menghalangi pandangan.