Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum "Abad Kejayaan Sabang" Segera Dioperasikan

Kompas.com - 12/11/2015, 10:03 WIB

SABANG, KOMPAS.com - Museum "Abad Kejayaan Sabang" di Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, segera dioperasikan oleh Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS).

Kepala BPKS Fauzi Husen di Sabang, Minggu (8/11/2015) mengatakan atas dukungan dari berbagai pihak terutama dari seluruh masyarakat Sabang, BPKS sudah hampir merampungkan pembukaan Museum Sabang yang di dalamnya akan menyajikan informasi dan pengetahuan tentang masa kejayaan Sabang tempo dulu.

"Alhamdulillah, bangunan museum sudah dirampungkan, dan saat ini kita tengah mempersiapkan dekorasi atau penataan barang-barang yang akan dipamerkan," kata Fauzi.

Menyangkut dengan pengoperasiannya, Fauzi optimis akan dilakukan dalam waktu dekat ini. Bahkan untuk soft opening Museum Sabang itu, akan dilakukan dalam waktu dekat ini juga.

"Sejumlah barang-barang yang akan kita pamerkan sudah kita tempatkan di museum, tinggal finalisasi saja. Mudah-mudahan tidak lama lagi akan kita buka," ujar Fauzi.

Untuk itu, Fauzi mengharapkan dukungan dari berbagai pihak termasuk kolektor untuk dapat memberikan saran dan pendapat serta sumbanganya dalam bentuk, dokumentasi, benda antik atau lainya yang berhubungan dengan historis masa kejayaan Sabang saat dikenal dengan nama Kolen Station (1881-1942).

"Mudah-mudahan ke depan museum ini dapat bermanfaat bagi generasi yang akan datang, sehingga tidak hanya sebagai obyek wisata baru tetapi museum ini dapat dijadikan sarana edukasi," harap Fauzi.

Sementara itu, Direktur Investasi, Fauzi Daud nambahkan museum ini menitikberatkan tentang sejarah masa lalu Sabang, sehingga apa yang ditampilkan nantinya merupakan kilas balik Abad Kejayaan Sabang.

Dikatakan, secara historis Pelabuhan Sabang pertama sekali dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1881 dengan kegiatan utamanya pengisian air dan batubara ke kapal yang disebut "Kolen Station".

"Pelabuhan ini dikelola oleh Firma De Lange yang diberi kewenangan untuk membangun berbagai fasilitas pelabuhan pada tahun 1887. Operasional pelabuhan dilaksanakan oleh Maatschaapij Zeehaven en Kolen Station, yang kemudian dikenal dengan nama Sabang Maatsscappij tahun 1895," ujar Fauzi Daud.

Kemudian, pada era zaman Belanda, Pelabuhan Sabang telah berperan sangat penting sebagai pelabuhan alam untuk pelayaran internasional terutama dalam mendukung perdagangan komoditi hasil alam Aceh yang diekspor ke negara-negara Eropa.

Kejayaan VrijHaven Sabang ini berakhir pada saat Perang Dunia ke-2 dimana Jepang menguasai Asia Timur Raya tahun 1942 dan mengalami kehancuran fisik, sehingga Sabang sebagai pelabuhan bebas ditutup.

"Karena itu, dengan adanya museum ini kita ingin generasi-generasi sekarang mengingat kembali bagaimana kejayaan masa lalu. Museum ini juga merupakan wadah edukasi dan motivasi bagi generasi berikutnya untuk mengembalikan kejayaan Sabang tempo dulu," harap Fauzi Daud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com