Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sugeng Handoko, Mengubah Desa dengan Wisata Alam

Kompas.com - 22/11/2015, 18:20 WIB
”Sebelum wisata berkembang di sini, warga kerap mengambil batu dan menebang pohon untuk dijual. Aktivitas itu, kan, berpotensi merusak lingkungan,” kata pria yang meraih sejumlah penghargaan karena aktivitasnya mengembangkan wisata di Nglanggeran ini.

Persoalan lain adalah tingkat urbanisasi di Desa Nglanggeran yang sangat tinggi. Karena peluang kerja sedikit, pemuda desa itu memilih ke luar daerah agar mendapat penghasilan memadai.

Sugeng menjelaskan, untuk mengembangkan pariwisata di Nglanggeran, langkah pertama yang dilakukannya adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat setempat tentang potensi wisata kawasan itu.

”Bagi masyarakat yang tinggal turun-temurun di Nglanggeran, kondisi alam di sini dianggap biasa saja, tidak menarik. Persepsi itulah yang coba kami ubah,” kata sarjana teknik industri dari Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, ini.

Sugeng dan teman-temannya juga mempromosikan keindahan alam Gunung Api Purba Nglanggeran, termasuk menyebarkan brosur ke sekolah.

Mulanya, kegiatan wisata yang berkembang di Nglanggeran hanyalah trekking di kawasan gunung api purba.

Sambil mendaki gunung, wisatawan bisa menikmati pemandangan batu-batu breksit andesit raksasa atau menyaksikan matahari terbit dan terbenam dari puncak gunung.

Seiring dengan berjalannya waktu, kawasan ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran kini menawarkan beragam paket wisata.

Salah satu yang menarik adalah paket wisata edukasi dengan live in atau menginap selama beberapa hari di Desa Nglanggeran.

Dalam paket wisata yang kerap diikuti murid sekolah itu, peserta diajak melakukan kegiatan bersama masyarakat, seperti bertani, membuat kerajinan, dan berlatih kesenian lokal.

Selama live in di Nglanggeran, siswa biasanya juga diajari mandiri. Tawaran wisata edukasi di Nglanggeran ternyata menarik wisatawan dari sekolah di kota besar.

Menurut Sugeng, dalam setahun, minimal ada empat rombongan murid sekolah yang menginap di Nglanggeran selama tiga hingga tujuh hari.

”Beberapa hari lalu, ada sebuah SMP di Tangerang, Banten, yang membawa 253 muridnya live in di sini. Beberapa saat lagi juga akan ada 156 siswa dari sebuah SMA di Jakarta yang menginap,” ujarnya.

Selain wisata edukasi, Pokdarwis Nglanggeran juga menawarkan paket wisata petualangan. Wisatawan bisa ikut panjat tebing, rappelling atau menuruni tebing, flying fox, dan lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com