Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayo Bawa Pulang Oleh-oleh Sarung Buton

Kompas.com - 25/11/2015, 17:14 WIB
Kontributor Baubau, Defriatno Neke

Penulis

BERKUNJUNG ke Kota Baubau tak lengkap rasanya tanpa membawa pulang oleh-oleh dari daerah tambang aspal ini. Ya sarung buton merupakan barang cantik untuk dijadikan oleh-oleh. Motif sarung ini mempunyai motif dan ciri khas yang tersendiri.

Seorang penenun sarung buton, Wa Bantaha (60), warga Desa Worikana, Kecamatan Mawasangka Tengah, Kebupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara, mengaku sudah sekitar 25 tahun menjadi perajin tenun  sarung buton di desanya.

“Saya belajar ini turun temurun dari mama saya juga. Sarung buton ini ada yang bisa digunakan sehari-hari, tapi ada juga yang digunakan khusus untuk upacara adat,” kata Wa Bantaha di rumahnya, Kamis (19/11/2015).

Terlihat dibawah rumah panggung, sebagian ibu rumah tangga Desa Worikana membuat sarung buton.

Membuatnya pun masih menggunakan alat tenun tradisional sehingga dalam menyelesaikan satu sarung buton membutuhkan waktu berhari-hari.

KOMPAS.COM/DEFRIATNO NEKE Wa Bantaha (60), warga Desa Worikana, Kecamatan Mawasangka Tengah, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara sedang menenun sarung buton di bawah rumah panggung.
“Saya hanya enam hari baru bisa selesaikan satu sarung. Kita sudah tua, jadi istrahat juga. Tapi kalau yang masih muda-muda kadang bisa menyelesaikan cuma dua hari,” ujarnya.

Sarung buton mempunyai dua motif yakni motif panjang melingkar dan motif kotak-kotak.

Menurut Wa Bantaha, motif panjang melingkar khusus digunakan untuk wanita sedangkan motif kotak-kotak digunakan untuk pria.

Di tempat yang sama, Ismayati (35), menambahkan, ciri khas sarung buton yakni mempunyai dua garis kecil di antara garis yang besar pada motif yang panjang melingkar maupun motif kotak.

Selain itu juga terdapat benang perak putih dan benang mastulin pada sarung ini.

“Ciri khas utama dari sarung ini ada benang perak putih. Sarung ini biasanya digunakan dalam upacara adat di Buton,” ucap Ismayati.

KOMPAS.COM/DEFRIATNO NEKE Ismayati (35), warga Desa Worikana, Kecamatan Mawasangka Tengah, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara, sedang menenun sarung buton.
Harga jual dari sarung buton yakni Rp 150.000 per sarung.

Ismayati mengaku saat ini pesanan untuk sarung buton masih tinggi. Pedagang sarung memesan banyak dan menjualnya ke Kota Baubau, Makassar, Balikpapan, hingga ke Papua.

Nah bagi anda yang telah berada di Kota Baubau, jangan lupa untuk membawa pulang oleh-oleh yakni sarung buton. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com