Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karaoke, Rapat, Reuni di Atas Rel

Kompas.com - 09/12/2015, 09:10 WIB

Ornamen Sumatera menjadi penanda kereta wisata Sumatera. Kereta berkapasitas 22 tempat duduk ini memiliki ruangan mini teater. Ada pula ruangan utama berupa sofa berhadapan serta ruang rapat kecil.

Kereta tipe Jawa berkapasitas 20 tempat duduk. Sama seperti tipe Nusantara, tipe ini juga dilengkapi tempat tidur. Tempat duduk di kereta Jawa menggunakan sofa. Ada pula ruang rapat di kereta ini.

Kereta tipe Imperial merupakan kereta yang banyak dipesan saat ini, termasuk oleh keluarga mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kereta ini memiliki tempat duduk seperti kereta eksekutif, dengan konfigurasi bangku 2-1. Keistimewaan kursi di Imperial adalah sandaran kursi bisa direbahkan hingga 135 derajat. Kursi juga memiliki sandaran kaki.

Kereta Priority merupakan kereta wisata dengan jumlah tempat duduk terbanyak, yakni 28 tempat duduk, yang diatur seperti halnya pada kereta eksekutif. Setiap tempat duduk dilengkapi layar monitor kecil seperti halnya di pesawat. Dengan layar ini, tiap penumpang bisa memilih lagu atau film yang akan diputar.

”Pernah ada rombongan wisatawan mancanegara memakai kereta Imperial. Mereka mengatur kursi menghadap jendela karena ingin menikmati alam sepanjang jalan. Ini bisa dilakukan di kereta wisata. Ada juga turis yang memesan kereta wisata untuk berkeliling Jawa selama beberapa hari,” katanya.

Tentang tarif, satu kereta wisata mulai dari Rp 14 juta hingga Rp 30 juta sekali jalan.

Reguler atau khusus

Kereta wisata ini umumnya dirangkaikan dengan kereta eksekutif reguler. Karena itu, jadwal perjalanan sesuai dengan jadwal perjalanan KA reguler itu. Apabila pesanan sedang ramai, satu rangkaian KA reguler bisa ditambah sampai dua kereta wisata.

Namun, untuk kondisi tertentu, bisa saja dijalankan satu rangkaian khusus yang disebut kereta api luar biasa (KLB). KLB dijalankan jika pemesan menghendaki jadwal tertentu di luar jadwal kereta reguler. Biasanya, KLB tidak hanya diisi dengan sejumlah kereta wisata atau kombinasi antara kereta wisata dan kereta eksekutif yang semuanya dipesan khusus. Tentu saja, perjalanan dengan KLB berpengaruh pada biaya yang semakin tinggi.

Meskipun jumlah kereta wisata kini berlipat banyak, peminatnya juga terus tumbuh dari tahun ke tahun. Karena itu, bila Anda ingin membuat perjalanan dengan kereta wisata, ada baiknya melakukan pemesanan jauh-jauh hari untuk memastikan kereta tersedia. Apalagi, saat musim ramai penumpang seperti Lebaran atau akhir tahun seperti sekarang ini.

KOMPAS/AGNES RITA SULISTYAWATY Makan prasmanan merupakan salah satu fasilitas di kereta wisata, terutama untuk perjalanan lebih dari 6 jam. Ada empat menu makanan yang ditawarkan operator PT KA Pariwisata, namun pengguna kereta wisata bisa memesan menu khusus. Menu makan umumnya terdiri dari nasi, sayur, dua jenis lauk, kerupuk, serta buah.
”Kereta wisata ini banyak dipesan oleh rombongan keluarga, pebisnis, atau kelompok yang ingin berwisata bersama. Selain untuk wisata, ada juga pemesan yang membuat seminar atau talkshow di atas kereta wisata ini,” kata Teguh.

Selain itu, pemesan juga bisa merangkaikan pemesanan kereta wisata dengan paket tur di daerah tujuan. Sebagai contoh, perjalanan Jakarta-Cirebon dengan paket tur satu hari di Cirebon dibanderol mulai Rp 1,2 juta per penumpang.

Waktu yang terbatas dan keharusan untuk ke luar kota kini tidak lagi menjadi kendala untuk mengesampingkan acara rekreasi. Dengan kereta wisata, waktu di perjalanan bisa diisi aneka kegiatan, mulai dari rapat, arisan, sampai karaoke bersama.

Silakan pilih kereta mana yang dirasa paling cocok. Yuk…, tut tut tuuuuttt…. (Agnes Rita Sulistyawaty)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com