Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karaoke, Rapat, Reuni di Atas Rel

Kompas.com - 09/12/2015, 09:10 WIB
LAGU ” Goyang Dumang” berkumandang di kereta Priority. Menyambut iringan lagu yang dipopulerkan oleh Cita Citata itu, penumpang KA wisata langsung bergerak maju sambil berjoget. Kemeriahan memang selalu mengiringi rombongan penumpang kereta wisata sepanjang perjalanan Jakarta-Yogyakarta.

Kereta wisata adalah kereta khusus yang dijalankan berdasarkan pesanan pengguna. Kereta wisata tidak hanya mengantarkan rombongan ke tujuan, tetapi juga menawarkan berbagai fasilitas untuk mengisi waktu perjalanan.

Deretan lagu sambung-menyambung menyemarakkan suasana di dalam kereta wisata saat rombongan PT KAI Daop I dan wartawan menempuh perjalanan rute Stasiun Gambir-Yogyakarta. Selain lagu-lagu dangdut, lagu era 1960-an hingga lagu yang tengah hit saat ini berkumandang sesuai keinginan penumpang kereta.

Meskipun kemeriahan amat terasa di kereta wisata, hal itu tidak mengganggu penumpang di kereta lain yang berjalan dalam rangkaian yang sama. Ada pintu khusus yang membatasi kereta wisata ini dengan kereta lain.

Memasuki waktu makan siang, prama dan prami (sebutan untuk pramugara dan pramugari di KA) mempersilakan penumpang menikmati hidangan. Makanan disediakan dalam bentuk prasmanan. Menu makan terdiri dari nasi, sayur, dua jenis lauk, kerupuk, serta buah.

”Hmm, nikmat sekali,” ujar seorang peserta sambil menikmati makanan dengan lahap.

Untuk rute antara 6-8 jam seperti Jakarta-Yogyakarta, penumpang mendapatkan snack serta makan besar. Adapun, untuk perjalanan lebih dari 8 jam, ada tambahan snack yang ”agak berat”. Untuk perjalanan sekitar 3 jam, penumpang diberi snack. Penumpang di semua rute bebas meminta air putih, teh, atau kopi tanpa dibatasi jumlahnya.

Meskipun ada pilihan menu yang ditawarkan PT KA Pariwisata selaku operator kereta wisata, penumpang kereta wisata bisa memesan menu khusus saat reservasi.

KOMPAS/AGNES RITA SULISTYAWATY Kereta Priority adalah satu dari lima tipe kereta wisata yang dijalankan PT KA Pariwisata. Kereta ini dijalankan untuk memenuhi pesanan penumpang. Umumnya, kereta wisata dirangkaikan ke KA reguler sesuai tujuan pemesan.
12 kereta

Rencana untuk melakukan perjalanan dengan kereta wisata kini lebih mudah setelah jumlah armada kereta wisata mencapai 12 unit saat ini. Pada awal kehadirannya, kereta wisata merupakan kereta yang digunakan Presiden RI saat melakukan perjalanan ke sejumlah kota.

Rupanya, masyarakat pun tertarik memanfaatkan kereta wisata ini untuk keperluan mereka, seperti reuni, arisan, dan kumpul keluarga. Pemesanan pun berdatangan. Namun, saat jumlah kereta wisata masih terbatas, pemesan harus rela melepaskan rencana naik kereta ini manakala rombongan presiden mendadak menjadwalkan penggunaan kereta ini.

Teguh Triyono, Manajer Operasi dan Pelayanan PT KA Pariwisata, mengatakan, ada tujuh tipe kereta wisata yang masing-masing memiliki ciri khas. Yang pasti, semua kereta wisata dilengkapi dengan fasilitas karaoke, minibar, dan toilet.

Perbedaan terutama di tiap tipe adalah kapasitas tempat duduknya. Untuk tipe Bali, kapasitas 20 tempat duduk yang terbagi dalam 14 tempat duduk sofa yang saling berhadapan serta 6 tempat duduk lainnya di ruangan terpisah. Seperti namanya, corak Bali menghiasi interior kereta.

Tipe lainnya adalah Nusantara. Kereta berkapasitas 19 penumpang ini memiliki tempat tidur. Ada pula ruangan dengan sofa berhadapan serta sebuah ruangan yang bisa digunakan untuk rapat atau makan.

Tipe Toraja hadir dengan interior berhiaskan ornamen khas Toraja, Sulawesi Selatan. Kereta berkapasitas 22 penumpang ini memiliki tempat duduk seperti kelas eksekutif. Pada kereta ini, terdapat sebuah ruangan khusus dengan tempat duduk sofa untuk 6 orang. Ruangan ini bisa dipakai untuk rapat.

Ornamen Sumatera menjadi penanda kereta wisata Sumatera. Kereta berkapasitas 22 tempat duduk ini memiliki ruangan mini teater. Ada pula ruangan utama berupa sofa berhadapan serta ruang rapat kecil.

KOMPAS/AGNES RITA SULISTYAWATY Penumpang kereta wisata berjoget sambil karaoke di dalam kereta yang tengah melaju. Hiburan seperti karaoke menjadi salah satu fasilitas yang ditawarkan di kereta-kereta wisata. Tempat karaoke ini juga bisa dijadikan tempat presentasi. Kereta wisata menawarkan aneka fasilitas lain seperti makan-minum dan toilet yang bersih.
Kereta tipe Jawa berkapasitas 20 tempat duduk. Sama seperti tipe Nusantara, tipe ini juga dilengkapi tempat tidur. Tempat duduk di kereta Jawa menggunakan sofa. Ada pula ruang rapat di kereta ini.

Kereta tipe Imperial merupakan kereta yang banyak dipesan saat ini, termasuk oleh keluarga mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kereta ini memiliki tempat duduk seperti kereta eksekutif, dengan konfigurasi bangku 2-1. Keistimewaan kursi di Imperial adalah sandaran kursi bisa direbahkan hingga 135 derajat. Kursi juga memiliki sandaran kaki.

Kereta Priority merupakan kereta wisata dengan jumlah tempat duduk terbanyak, yakni 28 tempat duduk, yang diatur seperti halnya pada kereta eksekutif. Setiap tempat duduk dilengkapi layar monitor kecil seperti halnya di pesawat. Dengan layar ini, tiap penumpang bisa memilih lagu atau film yang akan diputar.

”Pernah ada rombongan wisatawan mancanegara memakai kereta Imperial. Mereka mengatur kursi menghadap jendela karena ingin menikmati alam sepanjang jalan. Ini bisa dilakukan di kereta wisata. Ada juga turis yang memesan kereta wisata untuk berkeliling Jawa selama beberapa hari,” katanya.

Tentang tarif, satu kereta wisata mulai dari Rp 14 juta hingga Rp 30 juta sekali jalan.

Reguler atau khusus

Kereta wisata ini umumnya dirangkaikan dengan kereta eksekutif reguler. Karena itu, jadwal perjalanan sesuai dengan jadwal perjalanan KA reguler itu. Apabila pesanan sedang ramai, satu rangkaian KA reguler bisa ditambah sampai dua kereta wisata.

Namun, untuk kondisi tertentu, bisa saja dijalankan satu rangkaian khusus yang disebut kereta api luar biasa (KLB). KLB dijalankan jika pemesan menghendaki jadwal tertentu di luar jadwal kereta reguler. Biasanya, KLB tidak hanya diisi dengan sejumlah kereta wisata atau kombinasi antara kereta wisata dan kereta eksekutif yang semuanya dipesan khusus. Tentu saja, perjalanan dengan KLB berpengaruh pada biaya yang semakin tinggi.

Meskipun jumlah kereta wisata kini berlipat banyak, peminatnya juga terus tumbuh dari tahun ke tahun. Karena itu, bila Anda ingin membuat perjalanan dengan kereta wisata, ada baiknya melakukan pemesanan jauh-jauh hari untuk memastikan kereta tersedia. Apalagi, saat musim ramai penumpang seperti Lebaran atau akhir tahun seperti sekarang ini.

KOMPAS/AGNES RITA SULISTYAWATY Makan prasmanan merupakan salah satu fasilitas di kereta wisata, terutama untuk perjalanan lebih dari 6 jam. Ada empat menu makanan yang ditawarkan operator PT KA Pariwisata, namun pengguna kereta wisata bisa memesan menu khusus. Menu makan umumnya terdiri dari nasi, sayur, dua jenis lauk, kerupuk, serta buah.
”Kereta wisata ini banyak dipesan oleh rombongan keluarga, pebisnis, atau kelompok yang ingin berwisata bersama. Selain untuk wisata, ada juga pemesan yang membuat seminar atau talkshow di atas kereta wisata ini,” kata Teguh.

Selain itu, pemesan juga bisa merangkaikan pemesanan kereta wisata dengan paket tur di daerah tujuan. Sebagai contoh, perjalanan Jakarta-Cirebon dengan paket tur satu hari di Cirebon dibanderol mulai Rp 1,2 juta per penumpang.

Waktu yang terbatas dan keharusan untuk ke luar kota kini tidak lagi menjadi kendala untuk mengesampingkan acara rekreasi. Dengan kereta wisata, waktu di perjalanan bisa diisi aneka kegiatan, mulai dari rapat, arisan, sampai karaoke bersama.

Silakan pilih kereta mana yang dirasa paling cocok. Yuk…, tut tut tuuuuttt…. (Agnes Rita Sulistyawaty)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com