Beberapa rumah memang membuka pintu lebar-lebar untuk para wisatawan. Sejumlah rumah juga menjadi semacam galeri seni yang memamerkan kerajinan tradisional. Namun, sama sekali tidak ada suasana pedagang menawarkan barang, semua seperti tersaji apa adanya.
Selain ada yang menjadikannya galeri dan tempat minum teh, sejumlah rumah hanok menjadi penginapan (homestay) bagi wisatawan. Mereka yang menginap bisa berinteraksi langsung dengan keluarga Korea dan mempelajari secara langsung tradisi mereka.
Tuan rumah menyiapkan beragam aktivitas, termasuk membuat kimchi (sejenis asinan korea), menggunakan busana hanbok (busana tradisional Korea), atau belajar menulis kaligrafi huruf Korea.
”Kalau mau ambil foto, mendingan naik dulu ke bagian atas, nanti dari sana pemandangan lebih indah,” kata Charlie.
Kami mendaki jalanan yang menanjak landai sekitar 150 meter. Ketika tiba di ketinggian, dan membalikkan badan: sebuah pemandangan kontras tersaji. Di sinilah titik terbaik untuk menikmati pemandangan secara keseluruhan.
Perkampungan hanok itu seperti terkepung bangunan-bangunan modern, tinggi menjulang. Struktur perkampungan dengan hanok-hanok yang tertata rapi menjadi pemandangan luar biasa dengan latar belakang Menara N Seoul tampak di kejauhan.