Saat ini, pembangunan jembatan dari swadaya masyarakat baru mencapai seperempat atau sekitar 200 meter dari keseluruhan panjang jembatan. Akan tetapi, saat Kompas menelusuri jembatan itu, sebagian kecil dari jembatan yang terbuat dari kayu itu rusak.
Untuk menjelajah jembatan itu hingga ke ujung, di bagian tengah jembatan, pengunjung terpaksa menggunakan dua bilah bambu.
Sensasi lain jika bertandang ke pulau ini adalah wisata edukasi. Di pulau ini, terutama di sekitar dermaga, kita bisa menyaksikan kehidupan nelayan. Mulai dari kesibukan mereka mempersiapkan peralatan melaut hingga kegiatan setelah mereka kembali ke darat. Memikul puluhan keranjang atau karung berbagai tangkapan laut untuk ke darat.
Selanjutnya, mengolah hasil tangkapan secara tradisional tanpa pengawet di rumah- rumah perebusan ikan yang letaknya sekitar dermaga. Bisa juga menyaksikan bagaimana mereka bertransaksi dengan para pengepul ikan.
Atau bisa juga menyaksikan proses pengepakan rajungan untuk dibawa ke Tangerang serta Jakarta dan selanjutnya diekspor. Bisa juga menyaksikan proses pembuatan ikan teri nasi atau teri medan hingga kering dan siap dijual.
Mengakhiri perjalanan wisata kelautan ini, pengunjung bisa membeli rajungan yang sudah direbus dan teri nasi yang baru selesai dikeringkan. Harga rajungan Rp 25.000-Rp 60.000 per kg sesuai ukuran. Adapun harga teri nasi Rp 50.000 per kg.
Berwisata ke Pulau Lancang pasti membuat Anda betah. Selain menyaksikan obyek wisata, warganya pun cukup terbuka dan bersahabat dengan pendatang. (RATIH PRAHESTI/PINGKAN ELITA DUNDU)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.