Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Takut Berlibur ke Gunung Bromo

Kompas.com - 19/12/2015, 21:25 WIB
MALANG, KOMPAS — Masyarakat diminta tidak takut berlibur ke Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, meski Gunung Bromo sedang erupsi. Wisatawan akan aman dan tetap bisa menikmati keelokan alam Tengger asalkan mematuhi larangan mendekat 2,5 kilometer dari kaldera Bromo.

Hal itu dikatakan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Jumat (18/12/2015), ketika berkunjung ke Gunung Bromo.

"Yang dilarang adalah melakukan aktivitas dalam radius 2,5 kilometer dari puncak, yaitu di lautan pasir dan savana. Selebihnya boleh," kata Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf.

Meski tidak bisa menikmati keindahan kawah Bromo dan lautan pasir, Gus Ipul mengatakan, wisatawan tetap bisa menikmati matahari terbit dari titik Penanjakan.

"Pemandangan saat ini lebih indah karena kita bisa melihat langsung asap dari erupsi Gunung Bromo. Namun, tetap harus diingat, dilarang memasuki 2,5 kilometer dari kawah Bromo," kata Gus Ipul.

Anjuran tersebut dikeluarkan Gus Ipul melihat pelaku wisata di kawasan Bromo mulai terpukul akibat erupsi tersebut. Penyedia jasa hotel, jip, kuda, dan penyedia jasa wisata lain mulai sepi dari peminat karena pemberitaan mengenai erupsi Bromo.

Saat ini, kata Gus Ipul, Pemerintah Provinsi Jatim dan pemerintah daerah terkait sudah menyiapkan rencana operasi jika puncak erupsi Gunung Bromo terjadi. Koordinasi dan simulasi evakuasi bagi daerah yang terdampak abu vulkanik dari Bromo sudah dilakukan.

Terdapat empat daerah, yaitu Probolinggo, Pasuruan, Malang, dan Lumajang, yang menyimulasikan skenario jika terjadi peningkatan status Gunung Bromo dari Siaga menjadi Awas.

Gedung SDN Sukapura 1 Kabupaten Probolinggo juga sudah disiapkan menjadi titik evakuasi jika puncak erupi Bromo terjadi dan masyarakat harus mengungsi.

Hingga kemarin, kondisi Gunung Bromo terus fluktuatif. Pada pengamatan kemarin pukul 06.00-12.00, di Pos Pantau Gunung Bromo di Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, asap Bromo terlihat kelabu sedang hingga tebal dengan tekanan sedang-kuat. Tinggi asap mencapai 900 meter di atas puncak, mengarah ke utara-timur laut.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Wisatawan menyaksikan erupsi Gunung Bromo dari Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Kamis (17/12/2015). Walaupun masih bisa melihat dari jarak di luar 2,5 kilometer dari Gunung Bromo dan melihat matahari terbit, terkait status Siaga Gunung Bromo membuat wisatawan yang berkunjung turun drastis hingga 90 persen.
Tremor pun masih terjadi dengan amplitudo maksimal 1-32 milimeter, dominan 8 milimeter. Gunung Bromo tetap berstatus Siaga, dan masyarakat dilarang mendekat dalam radius 2,5 kilometer dari kaldera Tenger.

Beralihnya arah angin menyebabkan abu vulkanik Gunung Bromo tidak lagi mengarah ke Malang. Penerbangan di Bandar Udara Abdulrachman Saleh, Malang, yang beberapa hari lalu ditutup, kemarin mulai pukul 08.00 kembali dibuka.

"Beralihnya arah angin menyebabkan abu vulkanik Bromo tidak ke Malang. Penerbangan pun sudah dinyatakan aman sehingga bandara dibuka kembali," kata Kepala Seksi Keamanan dan Keselamatan Penerbangan Unit Pelaksana Teknis Bandara Abdulrachman Saleh, Malang, Purwo Cahyo Widyatmoko.

Satu pesawat Citilink yang tertahan di Bandara Abdulrachman Saleh, Malang, sejak Jumat (11/12/2015), karena penerbangan ditutup, pun sudah dipindahkan ke Bandara Juanda tanpa penumpang, kemarin sekitar pukul 09.00. (DIA/BAH/ETA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com