Seusai seremonial adat, warga makan bersama. Mereka menyiapkan makanan yang dimasak dengan cara bakar batu. Semua makanan diambil dari pangan lokal, seperti umbi-umbian, kacang-kacangan, daging ayam, siput, cumi-cumi, gurita, ikan dari berbagai jenis, dan sayur-sayuran.
Makanan itu dijejer di dalam pondok-pondok kecil beratap daun kelapa yang berdiri di pinggir jalan Ohoi Faan. Setiap warga juga dipersilakan mencicipi makanan dari ohoi lain.
Tak hanya warga Ohoivut dan Nufit, para tamu dari luar daerah pun diajak menikmati hidangan tersebut. Ibu-ibu Kei dengan ramah menawarkan makanan kepada tamu yang melintas di depan pondok. Terlihat pula beberapa wisatawan mancanegara menyaksikan upacara tersebut.
Jaga kedamaian
Petrus C Renwarin, ketua panitia upacara Tea Bel, mengatakan, upacara tersebut untuk mengingatkan warga bahwa persaudaraan yang terjalin sejak ratusan tahun silam akan terus berlangsung untuk selamanya.
Setiap generasi wajib bertanggung jawab terhadap sumpah tersebut dengan terus menjaga persaudaraan.