"Desa wisata Lempur itu terletak di Kabupaten Kerinci. Desa wisata Lempur itu salah satu destinasi wisata unggulan karena mempunyai keunikan," kata Kabid Destinasi Wisata pada Dinas Kebubayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jambi, Guntur Meydan di Jambi, Kamis (14/1/2016).
Keunikan desa wisata itu, kata Guntur, karena memiliki lima danau sekaligus yakni Danau Lingkat, Danau Nyalo, Danau Duo, Danau Kecik dan Dano Kaco.
Kelima danau tersebut mempunyai karakter yang berbeda dan 80 persen masuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan hutan adat yang meraih penghargaan lingkungan hidup Kaltaparu 2015.
"Selain itu di Desa Lempur itu kearifan budaya lokal masih terjaga, masyarakatnya adalah melayu potro atau melayu tua yang masih mepertahankan budaya lokal dan juga ramah dalam melayani tamu," katanya menjelaskan.
Dia megatakan, desa wisata lempur tersebut juga telah menawarkan paket tour ecotourism untuk ekspedisi lima danau yang saat ini menjadi favorit dan bahkan dalam satu tahun terakhir ini banyak dikunjungi wisatawan baik domestik dan mancanegara.
"Dalam paket tur wisata minat khusus itu, wisatawan bisa ekspedisi ke lima danau itu dalam waktu sampai dengan lima hari atau yang paling singkat bisa tiga hari, namun supaya puas menikmati bentang alam diperjalanan sebaiknya lima hari saja," katanya.
Bahkan dalam satu bulan bisa sampai 30 turis yang mengunjungi desa wisata Lempur itu sehingga dengan kunjungan tersebut secara langsung akan berdampak pada perekonomian masyarakat.
"Artinya ini destinasi wisata baru yang beda dengan destinasi wisata yang ada di Jambi dan juga bahkan termasuk di Indonesia," katanya.
Di desa wisata lempur yang terdapat lima danau di dalam kawasan TNKS yang merupakan hutan hujan tropis itu terdapat beraneka ragam ekosistem yang bisa dipromosikan keseluruh dunia dengan konsep 'ecotourism'.
"Destinasi desa wisata seperti ini yang memang lagi dicari oleh wisatawan yang memang menyukai petualang atau 'adventure'," katanya.
Untuk tetap menjaga berlangsungnya ekosistem dikawasan lima danau tersebut, ke depan pihaknya mulai akan memberlakukan penutupan jalur serta membatasi wisatawan untuk upaya pemulihan ekosistem yang ada.
"Jika sektor pariwisata dan ekosistemnya tetap terjaga, maka sistem seperti itu bisa diterapkan," katanya menambahkan. (Antara/Dodi Saputra)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.