Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Bekantan di Sungai Hitam

Kompas.com - 17/01/2016, 13:29 WIB
Habitat bekantan ini aslinya bukan bernama Sungai Hitam, melainkan Sungai Kuala Samboja. Adapun Sungai Hitam merupakan salah satu anak sungai itu. Nama Sungai Hitam dimunculkan awal tahun 2000 untuk mempromosikan kawasan itu sebagai tempat wisata.

Di sisi lain, air di sungai selebar 10-20 meter itu, dulu memang berwarna hitam. Namun, bukan hitam yang sebenarnya. ”Jika dilihat dari kejauhan, air sungai tampak hitam. Namun kalau diciduk dan dilihat, airnya memang bening dan jernih,” ujar Amir.

Warna hitam itu berasal dari dedaunan yang membusuk, getah akar, dan vegetasi lain. Di sungai itu belum ada pencemaran. Amir masih ingat, tahun 2000, gampang memancing ikan kakap ataupun udang galah yang sungutnya sepanjang 50 sentimeter. Namun, kondisi sekarang berbeda.

Sungai ini ”dikepung” konsesi tambang batubara yang jelas berdampak mencemari. Sungai Hitam tidak sehitam dulu. Amir lalu mengilustrasikan warna hitam sungai tersebut dalam batasan level 1 hingga 10. Dulu, hitamnya sungai ini level 8-9, tetapi kini level 5-6. Air sungai ini sekarang lebih terlihat kecoklatan.

Mulai maraknya permukiman juga berimbas terhadap bekantan. Belum ditetapkannya Sungai Hitam sebagai kawasan konservasi, rentan terancam alih fungsi lahan. Hamparan bakau dan nipah di tepian sungai ini adalah kebun warga, yang sewaktu-waktu dapat dijual.

Anggota Staf Administrasi Hubungan Masyarakat dan Protokol Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, Rianto, mengatakan, Sungai Hitam semestinya ditetapkan sebagai kawasan konservasi.

Contoh bagus diberikan Kota Balikpapan, yang mengawali langkah menetapkan Mangrove Center Balikpapan sebagai kawasan konservasi pada 2010.

Terlambat menyadari, maka terlambatlah menyelamatkan Sungai Hitam. Tak hanya bekantan yang terancam, tetapi juga satwa lain seperti burung kuntul, blekok, hingga kutilang. (Lukas Adi Prasetya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com