Sejak subuh, warga desa sudah mulai berdatangan untuk membeli sayur, ikan maupun keperluan sehari-hari. Pasar yang terletak di ujung Pulau Nunukan ini mempertemukan nelayan, petani dan pedagang dari kota untuk melakukan transaksi. Bahkan sebagian warga masih memberlakukan sistem barter untuk bertransaksi.
Selain warga desa sekitar Pasar Mamolo, banyak pengunjung berasal dari desa yang jauhnya puluhan kilometer dari pasar. Biasanya mereka datang berombongan. Salah sau pengunjung Pasar Perbatasan Mamolo adalah Sudirman, Manager Radio Maroni FM yang membawa belasan crew dan penyiarnya.
Meski jarak studio dengan Pasar Perbatasan lebih dari 30 kilometer, namun mereka mengaku sering mengunjungi Pasar Perbatasan Mamolo. Tujuan mereka hanya satu, berburu sate kerang. Warga Nunukan biasanya menyebut sate today, yaitu kerang yang sudah dilepas dari cangkang kemudian dirangkai dan ditusuk dengan bambu.
“Jauh-jauh ke sini ya hanya mau menyantap sate today. Kalau pergi berombongan kan nggak terasa jauh,” ujarnya di Nunukan, Minggu (17/1/2016).
Selain rombongan dari awak Radio Maroni, puluhan mobil yang biasanya berisi satu keluarga terlihat berjajar di jalan menuju Pasar Perbatasan Mamolo. Tujuan mereka kebanyakan sama, berburu sate today.
Kebanyakan warga Nunukan sampai rela jauh-jauh datang ke Pasar Perbatasan Mamolo untuk berburu sate today karena sate ini rasanya lebih gurih dibandingkan sate today di tempat lain.
“Di sini kerangnya masih segar. Biasanya untuk sate yang akan dijual hari Minggu pagi itu merupakan hasil tangkapan hari Sabtu sore. Jadi benar-benar fresh belum kena es,” ujar Kahar, salah satu PNS di Kabupaten Nunukan yang membawa serta anak dan istrinya berburu sate today.
Selain bahan baku untuk sate kerang di Pasar Perbatasan Mamolo memang masih segar, teman untuk menyanap sate today tak kalah nikmatnya. Biasanya untuk menyantap sate today pengunjung pasar bisa memilih beras ketan yang dibungkus dalam daun pisang kemudian dibakar atau warga biasa menamakan gogos atau dengan lemang.
Lemang ini sebetulnya bahan dan bentuknya sama dengan gogos, tetapi selain ukurannya lebih besar, untuk memasak lemang beras ketan yang dibungkus daun pisang dimasukkan terlebih dahulu ke dalam bambu sebelum dibakar.
Ada satu pilihan lagi teman sate today yaitu buras. Beras yang cara memasaknya dibungkus dengan daun pisang dan direbus hampir seharian.
Ketika KompasTravel menyantap satu porsi berisi 9 tusuk sate today seharga Rp 10.000 ditemani gogos dari ketan hitam maupun ketan putih seharga Rp 5.000 per buah, seiris lemang sepanjang kurang lebih 10 centimeter seharga Rp 5.000 dan seikat buras berisi 3 bungkus seharga Rp 5.000 sensasi rasanya memang berbeda dari menu yang sama di tempat lain.
Gurihnya gogos dari petani lokal benar-benar terasa berpadu dengan sate today yang dicocol dengan sambal maupun parutan kelapa yang disangrai.
Perpaduan rasa manis dari kerang yang masih segar, gurihnya beras lokal ditambah dengan suasana hiruk pikuknya Pasar Perbatasan yang benar-benar masih tradisional, ditambah canda tawa kawan atau keluarga bakal membuat sensasi tersendiri rasa kuliner yang satu ini.
Cukup dengan uang Rp 25.000 kita sudah bisa bisa menikmati sensasi sate today di Pasar Perbatasan...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.