Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Sunda dan Jawa Bersatu di Purwakarta

Kompas.com - 20/01/2016, 20:17 WIB

SAAD Sudiono (45) begitu terpana menyaksikan kisah Gatot Kaca Kelana Jaya yang dimainkan dalang Ki Enthus Susmono, Sabtu (16/1/2016) malam di Lapang Sahate, Kota Purwakarta, Jawa Barat.

Bersama keluarganya, pekerja pabrik keturunan Banyumas yang sudah lima tahun merantau di Purwakarta itu terlihat senang dan terhibur karena dapat berbaur dengan warga Sunda Purwakarta.

”Kesempatan seperti ini jarang sekali terjadi. Selain bisa berbaur dengan warga Purwakarta, saya juga bisa melampiaskan kerinduan terhadap kampung halaman,” tutur Saad saat menyaksikan kesenian kolaborasi wayang golek dan wayang kulit pada festival Banyumasan di pusat Kota Purwakarta.

Bagi pekerja seperti Saad, kesempatan menonton seni tradisional itu jarang sekali karena setiap akhir pekan digunakan untuk istirahat. Saat pulang kampung pun biasanya jarang menyempatkan diri menyaksikan seni tradisi karena waktunya bercengkerama dengan keluarga besar.

”Setelah menyaksikan seni ini, rindu sekali untuk pulang, sudah lima tahun saya bekerja di Purwakarta,” ujar Saad.

Malam itu Saad berbaur dengan ribuan penonton lain menyaksikan pergelaran seni bernuansa kolosal bertema ”Sunda-Jawa di Purwakarta”. Seminggu sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Purwakarta menyajikan tarian yang juga kolosal saat meresmikan taman air mancur terbesar di Asia Tenggara di Taman Sri Baduga, Kota Purwakarta.

Ki Enthus Susmono yang memainkan lakon Gatot Kaca itu menuturkan, sejak awal dirinya mengetahui Kabupaten Purwakarta dikelola melalui spirit kebudayaan.

Purwakarta, katanya, mengimplementasikan nilai-nilai seni Indonesia hingga dunia. Maka, sebenarnya tidak akan ada Indonesia jika tidak ada kebudayaan, termasuk tidak akan ada Purwakarta jika tiada kebudayaan.

”Puncak dari semua kegiatan itu berkah Kemahatunggalan Allah SWT. Jangan dikira dalang tidak memahami Ketauhidan, ya,” kilah Ki Enthus.

Ki Enthus mengatakan, kegiatan yang dilakukan Bupati Purwakarta ini sarat makna. Alasannya, kegiatan ini merupakan bukti bahwa kebudayaan dapat mempersatukan semua suku bangsa di Nusantara. Apalagi Purwakarta telah banyak melakukan kegiatan berbasis seni dan budaya.

”Orang Jawa di Purwakarta juga banyak. Malam ini menjadi bukti bahwa Sunda dan Jawa bersatu, tidak seperti mitos selama ini yang seolah berseberangan,” ujar Enthus.

Ruang persaudaraan

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menjelaskan, Festival Banyumasan sengaja dihelat untuk menciptakan ruang persaudaraan Sunda dan Jawa yang lebih luas. Banyak filosofi kehidupan yang mirip antara Sunda dan Jawa.

”Orang Jawa itu kan di mana-mana bersaudara, ada di Kalimantan mereka bersaudara, ada di Sumatera mereka bersaudara, termasuk ada di Tatar Sunda, mereka bersaudara,” kata Dedi.

Terhadap kegiatan budaya di Purwakarta ini apresiasi datang dari berbagai pihak. Akhir Desember, Federasi Teater Indonesia 2015 memberikan penghargaan kepada Bupati Purwakarta sebagai budayawan yang pemimpin.

Duta Besar Jerman untuk Indonesia George Witschel memuji konsep pengembangan desa wisata budaya dan sistem pendidikan di Purwakarta.

George menyatakan, konsep wisata budaya desa sangat baik dikembangkan untuk orientasi wisata secara holistik. Ia siap mengundang para turis Jerman datang ke Purwakarta.

”Kami tertarik pada konsep wisata budaya di Purwakarta. Kami berkomunikasi dengan pemerintah daerah agar dibangun kampung turis supaya turis Jerman bisa datang ke sini,” tutur George yang berkunjung ke Purwakarta, Kamis (14/1/2016).

Selain desa wisata budaya, inovasi lain yang mengundang ketertarikan Duta Besar Jerman ini adalah konsep pendidikan. Ia menilai upaya pembentukan karakter siswa di Purwakarta melalui program masuk sekolah jam enam pagi, bercocok tanam dan beternak sangatlah baik diterapkan untuk semua jenjang usia sekolah.

Pihaknya berencana membantu melengkapi konsep pendidikan ini dengan olimpiade pendidikan aplikatif bidang pertanian dan peternakan.

Menurut dia, para juara olimpiade ini akan dibawa ke Jerman melalui pertukaran ilmu dan pengetahuan antara Purwakarta dan Jerman. ”Kita upayakan transformasi pendidikan melalui olimpiade ini,” ujar George yang sudah bertugas selama 3,5 tahun di Indonesia.

Dedi Mulyadi menjelaskan, Purwakarta merupakan sebuah kawasan strategis karena daerah wisata, industri, dan pertanian. Semuanya memiliki area masing-masing yang tidak saling tumpang tindih satu sama lain. Semua kawasan itu mengalami tahap pengembangan.

Daerah industri sangat membutuhkan fasilitas microhydro energy untuk menciptakan energi listrik. Jadi ke depan, listrik untuk rumah tangga dan industri memiliki proporsi sendiri-sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com