Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Biawak Raksasa di Panggung Budaya Suku Aborigin...

Kompas.com - 27/01/2016, 10:19 WIB
Glori K. Wadrianto

Penulis

KATOOMBA, KOMPAS.com - Seorang lelaki berperawakan gempal tertelungkup di atas panggung kayu dengan pencahayaan yang redup. Cahaya yang menyinarinya hanya datang dari layar besar yang menjadi latar di panggung.

Pada layar proyektor itu dipertontonkan video tentang seekor biawak yang merayap di bebatuan. Sejurus kemudian, lelaki bertelanjang dada dengan torehan garis-garis putih di tubuh dan wajahnya mulai bergerak.

Dia merangkak perlahan, persis seperti gerakan reptil di dalam layar yang ada di belakangnya. Liuk-liuk badan dan cara dia mengangkat kepala sambil bertumpu pada kedua tangan, sungguh menggambarkan gerakan biawak tadi.

Bahkan, ketika dia berhenti di pinggir panggung dan memandang tajam, yang terbayang adalah seekor biawak raksasa sedang merambat dan mendekat. Ah, sempat bergidik saya dibuatnya.

Lelaki itu adalah Peter, salah satu warga suku Aborigin, yang sedang mempertontonkan cuplikan kebudayaan dalam sebuah pementasan (cultural live show) di Waradah Aboriginal Centre Theatre, Katoomba, New South Wales, Australia.

KOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTO Waradah Aboriginal Centre Theatre, Katoomba, New South Wales, Australia.
4 binatang pertama

Bagi suku Aborigin, biawak adalah satu dari empat binatang pertama yang ciptakan dewa selain, burung unta, kanguru, dan ekidna atau babi duri (bentuknya mirip landak). Gerak dan perilaku ketiga hewan itu pun ditirukan oleh para penampil siang itu.

Suku Aborigin memang terkenal dengan keahlian menirukan gerakan binatang-binatang liar.

Belasan penonton yang yang harus membayar tiket masuk seharga Rp 180 ribu per orang dibuat terpukau dengan atraksi empat warga suku Aborigin tadi.

Warga Aborogin itu pun mempertontonkan bagaimana cara menggunakan sebuah kulit kayu untuk beragam kebutuhan hidup, mulai dari mengambil air, menjadi wadah makanan, alat untuk merokok, hingga menjadi alat penggendong bayi.

Penampil yang terdiri dari dua lelaki dan dua perempuan --yang salah satunya tengah hamil tua itu pun sempat menarikan tarian khas Aborigin dengan iringan musik dari kayu dan alat tiup Yidiki.

KOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTO agi suku Aborigin, biawak adalah satu dari empat binatang pertama yang ciptakan dewa selain, burung unta, kanguru, dan ekidna atau babi duri (bentuknya mirip landak).
Yidiki

Dikisahkan, Yidiki adalah alat musik yang ditemukan oleh warga Aborigin bernama sama. Konon, dalam perjalanan saat berburu, Yidiki menemukan cabang pohon berongga yang gugur ke tanah.

Dia lalu memungut batang pohon itu, dan mulai meniupnya. Dari rongga yang lebih kecil dia terus mencoba meniup hingga muncul suara miring hembusan angin.

Yidiki kemudian membawa pulang batang pohon itu dan melumurinya dengan getah madu. Maksudnya, agar rongga kayu bisa pas dengan bibirnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com