Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Juara ASEAN, Ini Rahasia Keberhasilan Saung Angklung Udjo

Kompas.com - 27/01/2016, 14:06 WIB
Muhammad Irzal A

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Saung Angklung Mang Udjo (SAU) dari Bandung, Jawa Barat mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pariwisata Indonesia, di Jakarta, Selasa (26/1/2016).

Penghargaan tersebut diberikan sebagai apresiasi atas kemenangan SAU dalam "Best ASEAN Cultural Preservation Effort" di ajang ASEANTA Awards 2016, Manila, Filipina, Jumat (22/1/2016). SAU berhasil mengalahkan berbagai negara anggota ASEAN khususnya Malaysia dan Singapura yang menjadi pesaing utama pariwisata Indonesia.

(Baca: Saung Angklung Mang Udjo Raih ASEANTA Awards 2016)

Kategori tersebut termasuk kategori yang cukup bergensi untuk pariwisata Indonesia. Taufik Hidayat selaku CEO Saung Angklung Mang Udjo membeberkan usaha-usaha yang dilakukan Saung Udjo selama ini, sehingga bisa mendapatkan penghargaan tersebut.

“Kemenangan Saung Angklung Udjo dalam ajang ASEANTA Awards 2016, kategori Best ASEAN Cultural Preservation Effort, diraih dengan ketekunan yang dijalani dengan konsisten, ujar Taufik Hidayat, saat ditemui dalam Rapat Koordinasi Nasional Kementerian Pariwisata 2016, di Jakarta, Selasa (26/1/2016).

Taufik menjelaskan bahwa usaha-usaha yang konsisten dijalankan dan ditingkatkan oleh Saung Mang Udjo antara lain regenerasi budaya. Ratusan anak setiap harinya belajar budaya Sunda, khususnya musik angklung, suling dan lainnya.

Anak-anak tersebut belajar secara rutin tanpa meninggalkan sekolah formal mereka masing-masing. Ratusan orang tersebut bergantian setiap tahunnya dan selalu membludak ketika pembukaan pendaftaran.

“Satu kali saja dibuka tiap tahunnya sudah membludak, kita hanya memiliki kuota 100 anak, yang mendaftar lebih dari 700 anak. Keterbatasan infrastruktur dan sumber daya manusia membuat kami terpaksa tidak menerima semuanya,” ujar Taufik.

Setiap harinya sepulang sekolah formal, anak-anak itu bersekolah budaya, belajar tentang musik Sunda dan berlatih untuk pementasan. Pementasan tersebut digelar lazimnya setiap akhir pekan, tetapi jika ada kunjungan ramai di hari biasa, bukan tidak mungkin anak-anak harus siap untuk tampil.

Selain itu juga, beberapa tahun lalu mereka sering diminta tampil di luar negeri, tetapi akhir-akhir ini lebih sering tampil atas dasar undangan kedutaan-kedutaan besar negara asing di Indonesia.

Selain itu, SAU juga melakukan berbagaiinovasi yang terus dilakukan untuk mengikuti perkembangan zaman. Taufik sendiri mengatakan inovasi-inovasi di SAU dihasilkan dari dua proses. Bisa lewat permintaan dari pengunjung ataupun dihasilkan dari tim kreatif sendiri.

Ia mengakui setiap bulannya banyak permintaan-permintaan dari pengunjung yang mengejutkan. Seperti diminta untuk memecahkan rekor tertentu, mengaransemen lagu-lagu barat yang sedang hits, dan sebagainya. Tim kreatif sendiri seringkali harus memutar otak untuk merealisasikan permintaan pengunjung tersebut.

“Pengunjung sering kali request hal-hal yang luar biasa, seperti ketika kemarin kita memecahkan rekor dengan angklung terbanyak, pengunjung request memecahkan rekornya menggunakan suling. Belum lagi lagu-lagunya yang hits masa kini. Terkadang tim kreatif kita pun memutar otak memang. Tapi luar bisa memang hasilnya terbaik,” ujar Taufik.

Tim kreatif di SAU pun harus melek terhadap perkembangan zaman, perkembangan tren terkini, hingga perkembangan musik yang kini diminati oleh anak muda. Tak jarang mereka mengaransmen lagu-lagu barat, koreografi yang baru, dan tema pertunjukan yang mengundang decak kagum turis yang datang.

Pada tahun 2016 ini, SAU genap berusia 50 tahun, tepatnya pada bulan November. Taufik mengungkapkan akan meningkatkan lagi inovasi-inovasi SAU sehingga dapat membantu peningkatan pariwisata Indonesia di momen 50 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com