Dari laut, yang terlihat hanya dinding dam. Jika ingin mengamati susunan kolom-kolom batu heksagonal, termasuk komposisi penyusun bebatuannya dari dekat, jelajah darat lebih memungkinkan.
Jelajah ini bisa dilakukan dengan berjalan kaki atau menumpang taksi khusus yang diperbolehkan masuk area Taman Bumi.
Di area dam ini terdapat kolom-kolom tinggi memanjang dalam bentuk seperti deretan huruf S. Jenis kolom ini termasuk yang paling diincar untuk dikunjungi karena keunikan bentuknya.
Di pulau ini juga terdapat Kuil Tin Hau yang dibangun tahun 1741. Letaknya tidak jauh dari dermaga. Seorang perempuan tampak menjemur ikan teri di halaman kuil. Kami sempat singgah di sini selama hampir 30 menit untuk istirahat dan melihat-lihat bagian dalam kuil sebelum kembali melanjutkan perjalanan.
Setelah hampir dua jam, perjalanan pun sampai di deretan pulau-pulau terluar yang menghadap laut lepas. Tiba-tiba datang gelombang tinggi mengombang-ambingkan kapal.
Para penumpang yang sedang asyik mengamati bukit dari haluan kapal, dengan cepat meraih pegangan agar tidak terlempar ke laut karena empasan gelombang setinggi 2 meter.
Di tengah ayunan gelombang inilah, terdapat pemandangan paling memukau yang bisa disaksikan, bukit tinggi dengan dinding batunya yang seperti dipahat atau dinding batu dengan celah atau goa di bagian tengahnya.
Celah ini terbentuk akibat pengaruh empasan arus dan gelombang yang bertahun-tahun menerpa kaki bukit. Jika kapal yang digunakan lebih kecil, akan bisa melewati goa atau celah yang tampak bagaikan pintu gerbang.
Bukit-bukit ini tersebar di Pulau Wang Chau, Basalt, dan Bluff. Deretan pulau- pulau dengan gugusan bebatuan paling mengagumkan ini bagaikan puncak perjalanan. Setelah itu, kapal pun diarahkan kembali ke pelabuhan Sai Kung.
Untuk jelajah lewat laut, kita bisa menaiki kapal atau perahu yang disewakan para nelayan setempat. Namun, saya memilih mengikuti tur kapal yang diselenggarakan VDC karena didampingi pemandu wisata dan dilindungi asuransi kecelakaan.
VDC adalah semacam ruang ekshibisi yang dikelola Pusat Komunitas Distrik Sai Kung. Areanya tidak besar, tetapi padat informasi yang dikemas interaktif dan menarik.
Ini masih dilengkapi dengan contoh jenis batu-batuan yang dilontarkan oleh gunung api di berbagai negara.
Dari pusat kota Hongkong, kita bisa mencapai VDC dengan menumpang mass rapid transit yang disebut MRT hingga ke Stasiun Diamond Hill. Perjalanan dilanjutkan dengan bus nomor 92 menuju terminal bus Sai Kung. VDC terletak di Sai Kung Waterfront Park, dua menit berjalan kaki dari terminal.
Sayangnya, hari itu pemandu yang bertugas tidak bisa berbahasa Inggris. Pemandu berbahasa Inggris hanya tersedia pada Sabtu dan Minggu.