Sekilas mendengar, kita seolah sedang berada pada masa di mana opera atau pertunjukan wayang ala China menjadi hiburan. Pertunjukan yang mungkin pernah kita saksikan dalam film-film klasik dari negeri China.
Delapan Dewa, begitu mereka menamakan jenis musik yang sedang mereka mainkan. Sie Cit Phiau (49), salah satu pemain musik menuturkan, Pat Jim (dalam bahasa Khek yang artinya Delapan Dewa) yang mereka mainkan saat ini sudah memasuki generasi ke empat. Artinya, lebih dari seratus tahun keberadaan kesenian tradisional tersebut masih dipertahankan.
Alat musik tersebut dalam bahasa Khek di antaranya Kesong (Fu Hian), Theu Hian, Jong Khin (Kecapi), Sam Hian, Nyi Hian, Siau (seruling), Jo pui (mangkuk), dan Tok.
Alat musik yang dimainkan pun sudah terlihat usang, termakan usia. Beberapa alat musik terlihat sudah dimodifikasi dengan peralatan elektronik, yang digunakan untuk kebutuhan pertunjukan.
Saat KompasTravel berkunjung ke Kelenteng Ci Sian Si Miau, Kamis (4/2/2016), mereka terlihat sedang sibuk latihan. Lokasi kelenteng yang berada persis di pinggir pantai menambah suasana latihan saat itu terasa lebih hidup.
Kelenteng berukuran enam kali enam meter tersebut terletak di Desa Sungai Duri, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat atau sekitar 90 kilometer dari Pontianak menuju arah Kota Singkawang.
"Musik ini biasa kita mainkan saat ulang tahun kelenteng, menyambut pejabat, atau undangan khusus lainya," ujar Sie Cit Phiau.