Phiau dan tujuh pemain lainnya berharap, adanya industri rumahan yang bisa membuat alat musik yang mereka mainkan tersebut. Kemudian, seperangkat alat musik yang diproduksi tersebut dijual dalam satu paket lengkap.
"Jadi kalau orang mau belajar, kita bisa ajarkan. Yang penting alat musiknya ada, jadi bisa terus berkembang," kata Phiau penuh harap.
Keberadaan seni musik Delapan Tradisional dalam khazanah budaya nusantara harus tetap diteruskan di tengah gempuran hiburan era digital.
Di Kalimantan Barat secara umum, jumlah kelompok musik seperti ini tak lebih dari hitungan sepuluh jari. Phiau berharap, peran serta dan dukungan masyarakat bisa menyelamatkan musik Delapan Dewa dari senjakala, tergerus oleh perkembangan zaman dan teknologi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.