Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membuat Aman Wisatawan di Mandalika

Kompas.com - 11/02/2016, 12:31 WIB
Perhatian khusus

Penjabat Bupati Lombok Tengah Ibnu Salim menyadari citra buruk obyek wisata Kute. Pemkab Lombok Tengah menaruh perhatian serius soal keamanan, menyusul banyaknya warga asing yang menjadi korban kriminal. Pemkab, TNI, dan Polri membentuk tim terpadu. Dengan adanya tim patroli lebih ditingkatkan, termasuk dengan menambah dua mobil patroli.

Tim gabungan berpatroli empat kali seminggu, ada pula petugas yang berpatroli rutin setiap malam. Tahun ini akan dibangun 10 unit pos jaga, namun prioritasnya dimulai di tempat rawan kriminalitas. Polisi pamong praja di kecamatan ditarik pula memperkuat tim.

Warga sekitar KEK pun kompak menjaga keamanan. Partisipasi warga akan menambah energi tim, dalam memberi rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Januari 2016 ini, Pemkab Lombok Tengah membantu pengadaan dua kontainer untuk menampung sampah di obyek wisata Kute.

Keamanan dan kenyamanan di Bandar Udara Internasional Lombok (BIL) tidak kalah penting, mengingat bandara adalah awal mula terbentuknya kesan bagi wisatawan yang datang.

Karena itu, menurut General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Lombok International Airport, IG Ngurah Ardika, BIL terus dibenahi. Perubahan pun terjadi. Di lobi kedatangan penumpang, misalnya, dari semula ramai oleh pengantar dan penjemput, kini lebih sepi.

Peran dunia usaha

Adanya perhatian khusus dari Pemkab Lombok Tengah, membuat semakin banyak pihak yang menangani keamanan dan kebersihan. Salah satunya adalah Kelompok Silaturrahmi Antarkadus (Kepala Dusun), yang dimotori para pengusaha hotel dan restoran.

Salah satunya adalah Kimen, pemilik penginapan KIES di Kute. Anggota kelompoknya 24 orang dan semuanya petugas satuan pengamanan (satpam) hotel. Kelompok ini dibentuk atas kesepakan warga Dusun Batu Rinti, Menggalung, dan Ketapang (Desa Kute).

Para pengusaha urunan membelikan fasilitas handy talky kepada anggota. ”Jika satu hotel ada tiga satpam, yang berjaga di hotel satu orang. Dua lainnya keluar patroli,” kata Kimen.

Waktu kerja mereka pukul 12.00-06.00. Para petugas ini bekerja tanpa dibayar, namun ”pendapatan” disiasati lewat arisan setiap Rabu malam, dengan iuran Rp 10.000 per orang.

Belakangan juga 50 pengusaha membentuk South Lombok Community Association (SLCA). Aktivitas mereka, membersihkan sampah di Pantai Kute dan Seger. Menurut Umar Zoaqym, pemilik restoran, dan Gemma, pemilik penginapan, anggota merogoh kocek Rp 3 juta sebulan untuk sewa satu truk dan pekerja. Sampah dikumpulkan dan diangkut ke tempat pembuangan akhir.

SLCA juga menggalang partisipasi warga dan wisatawan membersihkan pantai. Akhir November 2014, ada 300 orang terlibat mengumpulkan sampah. Dalam 2,5 jam terkumpul 1 ton limbah gelas plastik, bekas bungkus rokok, dan lainnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com