Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membuat Aman Wisatawan di Mandalika

Kompas.com - 11/02/2016, 12:31 WIB
AMAN dari kriminalitas adalah syarat utama yang membuat wisatawan memutuskan melancong, betah tinggal di lokasi wisata, dan menikmatinya. Rasa aman yang diidamkan itu meliputi pula tidak terusik pedagang asongan, retribusi parkir memberatkan, dan tempat wisata yang bersih dari sampah.

Persoalan-persoalan itu mengiringi perjalanan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kute, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kepala Kepolisian Daerah NTB Brigadir Jenderal (Pol) Umar Septono, kepada wartawan akhir 2015 menyatakan, gangguan keamanan terhadap orang asing sepanjang tahun itu sebanyak 45 kasus, terdiri dari curat (pencurian dengan pemberatan) 5 kasus, pencurian dengan kekerasan (curas) 28 kasus, dan pencurian kendaraan bermotor 12 kasus.

Dari kasus curas, 24 di antaranya terjadi di Lombok Tengah, umumnya di seputar KEK Mandalika.

Kasus terakhir dialami turis perempuan asal Swiss, Ceko, dan dua turis Jerman, yang dibegal di tempat sepi, dalam perjalanan dari Pantai Mawon ke penginapan di Pantai Kute. Barang milik mereka, yakni kamera, lensa kamera, dan telepon genggam dirampas. Peristiwa kriminal itu tersebar di media sosial. Kepolisian Resor Lombok Tengah, 19 Desember 2015 berhasil meringkus dua tersangka pelaku.

Kasus-kasus itu ditambah lagi sikap pedagang asongan yang agresif menawarkan cendera mata, selagi wisatawan duduk santai di lokasi wisata yang semua pantainya berpasir putih dan berair jernih itu. Bahkan, sambil terus menurunkan harga jual, mereka menguntit calon pembeli hingga mobil melaju.

Retribusi parkir pun biang ketidakamanan. ”Mahal amat, sekali parkir ceban,” kata anggota rombongan wisatawan asal Jakarta, saat berhenti berfoto di monumen Kute Lombok. Mereka berkunjung ke Pantai Tanjung Aan dan Pantai Seger. Di dua lokasi itu biaya parkir masing-masing Rp 10.000.

Pada hari-hari biasa, selain hari libur, suasana Pantai Tanjung Aan, Pantai Seger, serta Pantai Mawon dan Pantai Selongblanak, sepi dari lalu lalang pengguna jalan. Suasana itu dimanfaatkan pelaku kriminal melakukan aksinya. Ketika wisatawan asyik mandi dan berselancar di laut, pelaku sibuk mengemasi dan membawa kabur barang yang ditinggal pemilik di tepi pantai.

Kondisi itu diperburuk dengan sampah yang berserakan di pantai, jalan, dan tempat umum lain. Limbah plastik bekas tempat minuman kemasan, kertas bekas bungkus makanan, mengotori kawasan itu. Padahal, obyek wisata yang bersih membuat wisatawan betah dan mendorong keinginan kembali obyek wisata itu.

Perhatian khusus

Penjabat Bupati Lombok Tengah Ibnu Salim menyadari citra buruk obyek wisata Kute. Pemkab Lombok Tengah menaruh perhatian serius soal keamanan, menyusul banyaknya warga asing yang menjadi korban kriminal. Pemkab, TNI, dan Polri membentuk tim terpadu. Dengan adanya tim patroli lebih ditingkatkan, termasuk dengan menambah dua mobil patroli.

Tim gabungan berpatroli empat kali seminggu, ada pula petugas yang berpatroli rutin setiap malam. Tahun ini akan dibangun 10 unit pos jaga, namun prioritasnya dimulai di tempat rawan kriminalitas. Polisi pamong praja di kecamatan ditarik pula memperkuat tim.

Warga sekitar KEK pun kompak menjaga keamanan. Partisipasi warga akan menambah energi tim, dalam memberi rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Januari 2016 ini, Pemkab Lombok Tengah membantu pengadaan dua kontainer untuk menampung sampah di obyek wisata Kute.

Keamanan dan kenyamanan di Bandar Udara Internasional Lombok (BIL) tidak kalah penting, mengingat bandara adalah awal mula terbentuknya kesan bagi wisatawan yang datang.

Karena itu, menurut General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Lombok International Airport, IG Ngurah Ardika, BIL terus dibenahi. Perubahan pun terjadi. Di lobi kedatangan penumpang, misalnya, dari semula ramai oleh pengantar dan penjemput, kini lebih sepi.

Peran dunia usaha

Adanya perhatian khusus dari Pemkab Lombok Tengah, membuat semakin banyak pihak yang menangani keamanan dan kebersihan. Salah satunya adalah Kelompok Silaturrahmi Antarkadus (Kepala Dusun), yang dimotori para pengusaha hotel dan restoran.

Salah satunya adalah Kimen, pemilik penginapan KIES di Kute. Anggota kelompoknya 24 orang dan semuanya petugas satuan pengamanan (satpam) hotel. Kelompok ini dibentuk atas kesepakan warga Dusun Batu Rinti, Menggalung, dan Ketapang (Desa Kute).

Para pengusaha urunan membelikan fasilitas handy talky kepada anggota. ”Jika satu hotel ada tiga satpam, yang berjaga di hotel satu orang. Dua lainnya keluar patroli,” kata Kimen.

Waktu kerja mereka pukul 12.00-06.00. Para petugas ini bekerja tanpa dibayar, namun ”pendapatan” disiasati lewat arisan setiap Rabu malam, dengan iuran Rp 10.000 per orang.

Belakangan juga 50 pengusaha membentuk South Lombok Community Association (SLCA). Aktivitas mereka, membersihkan sampah di Pantai Kute dan Seger. Menurut Umar Zoaqym, pemilik restoran, dan Gemma, pemilik penginapan, anggota merogoh kocek Rp 3 juta sebulan untuk sewa satu truk dan pekerja. Sampah dikumpulkan dan diangkut ke tempat pembuangan akhir.

SLCA juga menggalang partisipasi warga dan wisatawan membersihkan pantai. Akhir November 2014, ada 300 orang terlibat mengumpulkan sampah. Dalam 2,5 jam terkumpul 1 ton limbah gelas plastik, bekas bungkus rokok, dan lainnya.

SLCA juga menyediakan 60 bak sampah yang ditempatkan di Kute dan Seger. Setiap dua minggu sekitar 80 siswa sekolah dasar di Desa Kute, juga meluangkan waktu membersihkan jalan dari rumput dan sampah.

Perkembangan terkini di KEK Mandalika, agaknya menjadi awal yang baik, menyusul akan dibangunnya beberapa hotel, seperti Hotel Club Med, Pullman, Hotel Jeeva Samudera Biru, dan Lee’s Mandalika Beach Hotel.

Menurut Abdulbar Mansur, Presiden Direktur International Tourism Development Coorporation yang menjadi pengelola kawasan KEK Mandalika seluas 1.035 hektar, pihaknya menginvestasikan Rp 1,4 triliun untuk pembangunan Hotel Club Med (Rp 1 triliun) dan Hotel Pullman (Rp 400 miliar).

Diharapkan dua hotel itu beroperasi tahun 2018. Menurut Lee Jong Kwok, Direktur Lee’s Mandalika Beach Hotel, pembangunan konstruksi hotel dimulai April 2016 di lahan seluas 3,5 hektar, dekat Pantai Seger. Ia menginvestasikan Rp 170 miliar untuk 204 kamar, yang pembangunannya diprediksi selesai dalam 18 bulan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya, saat peluncuran Festival Pesona Tambora di Jakarta, 10 Januari lalu, menilai NTB kian mendunia seiring terpilihnya Lombok sebagai The World’s Best Halal Honeymoon Destinations pada ajang World Halal Travel Award 2015 di Dubai, Uni Emirat Arab. Karena itu, branding NTB adalah halal tourism, sesuai predikat Lombok sebagai destinasi terbaik dunia.

Dengan branding itu, Lombok menjadi salah satu tujuan wisata keluarga. Pasar halal tourism sangat besar, 100 juta turis mancanegara, seperti Timur Tengah sebagai penyumbang terbesar, Tiongkok, dan Asia Tenggara. Pemain utama halal tourism selama ini adalah Malaysia dan Turki.

Tahun ini NTB ditargetkan dikunjungi 3 juta wisatawan, masing-masing 1,5 juta wisatawan asing dan 1,5 juta wisatawan domestik. Target itu naik dari 2,2 juta kunjungan wisatawan pada 2015. Target itu tentu dapat tercapai, jika wisatawan merasa aman dan nyaman berlibur, termasuk di KEK Mandalika. (KHAERUL ANWAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com