Tim ekspedisi mengarungi Sungai Ae’ Dikit dengan jarak tempuh 53.45 Km yang terdiri dari 5 section pengarungan, yang dimulai dari Jembatan Grao (Batang Nyabu-Batang Langkup) di perbatasan Desa Renah Kemumu dan Tanjung Kasri.
"Kami berharap ekspedisi ini dapat meningkatkan minat serta semangat masyarakat dalam mengelola potensi sungai yang ada di Indonesia," kata Wakil Ketua Mapala UI, Meyfitha Dea di Depok, Jumat (19/2/2016).
Ia mengatakan tim ekspedisi melewati total 26 jeram utama dengan kondisi medan pengarungan didominasi dengan kontur tebing dan penyempitan aliran sungai. Hal itu disebabkan karena areal sungai terletak pada kawasan hulu di tengah hutan primer Taman Nasional Kerinci Seblat.
"Pengarungan dimulai terhitung tanggal 9 Februari 2016 dengan debit air yang tinggi hingga dua kali lipat dari hasil pemetaan. Cuaca didominasi hujan intensitas sedang-tinggi pada bagian hulu sungai," jelasnya.
Tim ekspedisi Mapala UI di titik akhir pengarungan Desa Penarik, Bengkulu, Jumat (19/2/2016).
Hasil pemetaan sungai
Sebelum melakukan pengarungan, tim memetakan jeram terlebih dahulu pada tanggal 1 Februari hingga 7 Februari 2016 untuk memudahkan tim melakukan pengarungan. Dea menceritakan dengan berakhirnya pengarungan ini tim juga berhasil memetakan jeram-jeram Sungai Ae Dikit.
"Karakteristik dari sungai Ae Dikit pada section 1 didominasi dengan bentukan jeram yang bersifat kontinus. Sedangkan pada section 2 pengarungan yang dimulai dari pertigaan Muara Mendikit dan diakhiri di perbatasan Jambi dan Bengkulu memiliki gradient tertinggi dari keseluruhan section. Sehingga section ini menjadi section paling ekstrem di sungai Ae Dikit," ungkap Dea.
Sementara pada section 3, karakteristik jeram cenderung pool and drop dengan kondisi daerah aliran hutan primer TNKS yang di akhir section berbatasan dengan perkebunan sawit. Pada section 4 dan 5 kondisi jeram cenderung flat namun dengan arus yang cukup deras mengingat kawasan hulu yang membentang di kawasan hutan hujan tropis dataran tinggi dengan intensitas hujan cenderung sedang-tinggi.
Selain pemetaan dan pengarungan first descent sungai Ae’ Dikit, Dea menceritakan tim ekspedisi berusaha menguak kehidupan masyarakat marga Serampas di hulu Ae’Dikit di Desa Renah Kemumu, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin.
De menambahkan, eksplorasi sosial budaya yang dilakukan merupakan upaya untuk memahami lebih jauh mengenai kehidupan marga Serampas yang hidup berdampingan langsung dengan alam di sekitar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.