Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunakan Kaldu dan Abon Tuna, Nasi Kuning Gorontalo Mempertahankan Cita Rasa

Kompas.com - 22/02/2016, 08:42 WIB
Kontributor Gorontalo, Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com- Bagi masyarakat Indonesia, nasi kuning tidaklah asing. Namun ada yang unik ditemukan di Gorontalo. Di daerah ini nasi kuningnya menggunakan kuah kaldu ayam atau sapi. Dan satu lagi, taburan abon tuna menjadi pembuka selera yang indah.

Untuk membuat nasi kuning kaldu, rumah makan tradisional memiliki cara yang beragam. Mulai dari rempah-rempah yang digunakan, hingga perlakuan saat memasaknya. Bahkan cara menghidangkannya pun beragam.

Hal ini yang memanjakan penggemar nasi kuning di Gorontalo. Seperti yang disajikan di rumah makan Sabar Menanti (Hola) yang dikelola sepasang suami istri, Lilyana Usman (Lie Li Yen) dan Hendrik Albert (Ang Djiok Liong).

Sambil bertutur tentang nasi kuning buatannya di beranda rumah tua yang juga dijadikan rumah makan, Lilyana Usman memulai dari kisah menjual nasi kuning pada masa lalunya.

Awalnya ia membantu orang tuanya menjual nasi kuning dan kue-kue basah di pertigaan belakang Masjid Raya Baiturrahim Gorontalo, dimulai sejak 1956.

“Kami generasi kedua, melanjutkan dari usaha ibu yang ditekuni sebelum perang Permesta pecah. Bahkan saat perang pun kami masih menjual nasi kuning” kata Lilyana Usman.

Masa lalunya yang ditinggal bapaknya karena meninggal pada umur 4 tahun membuat Lilyana harus bekerja keras membantu ibunya, Lina Usman (Tjiang Giok Lin).

“Kami menjual nasi kuning pertama kali di kios belakang masjid. Kami mulai masak dengan 1,5 liter beras, kami jaga mulai pagi hingga malam,” kenangnya sambil tertawa lepas.

Seiring waktu, kiosnya ditutup dan ia pindah di rumah depan pertokoan Murni kota Gorontalo. Rumah yang dipakai berjualan ini masuk lorong sempit. Tempatnya di belakang toko roti Hola. Nama Hola ini adalah nama pamannya yang juga dijadikan nama toko, tidak banyak orang tahu.

Karena letaknya di belakang dan masuk gang sempit, Lily menamakan kiosnya dengan sebutan Sabar Menanti. Dalam perkembangannya masyarakat justru mengenal rumah makan nasi kuning Hola.

Cukup lama pasangan suami istri berjualan di sini, hingga tahun 2011 mereka membeli rumah tua yang telah berusia 126 tahun. Rumah ini ia beli dari A Tek, sebelumnya dimiliki oleh Po Peng An, anak angkat dari Po Kheng Ho, orang kaya pada masa kolonial Belanda. Di rumah inilah ia berjualan hingga kini.

Lilyana tidak menutup-nutupi resep nasi kuningnya, ia memilih beras yang baik karena ini disajikan kepada para pelanggannya. Ada kunyit, daun pandan dan santan.

Semua bahan tersebut dimasak dalam belanga besar dengan menggunakan kayu bakar. Ia tidak penah menggunakan kompor minyak atau gas.

“Mungkin pakai kayu bakar ini yang membuat rasanya enak. Apinya harus tetap dijaga agar panasnya seperti yang diinginkan,” ujarnya.

Bahan nasi kuning tersebut dicampur dalam takaran tertentu sesuai banyaknya beras yang dimasak. Ia tidak mengukus, semuanya direbus hingga kering.

Ia bekerja dengan 2 orang pembantu yang sudah 30 tahun bersamanya, mereka adalah Noku dan Yanti. Tukang masak ini sejak kecil bersamanya karena orang tua mereka waktu itu juga menjadi koki di tempat yang sama.

“Noku dan Yanti bukan pembantu, mereka keluarga kami. Apa yang kami makan juga mereka makan, tidak ada pembedaan, kalau ada hajat atau acara keluarga kami juga membantu, saling membantu hingga puluhan tahun” jelas Lilyana bangga.

Di bagian lain, sup atau kaldu juga dimasak dengan menggunakan ayam kampung terpilih, telur, laksa, bawang dan rempah lainnya sebagai bahan utamanya. Cara masak yang sederhana.

“Oh ya kami juga membuat abon ikan tuna. Kami memilih ikan yang segar, ini sangat mudah karena umumnya di Gorontalo mudah mendapatkan ikan segar, pelelangan ikan juga dekat rumah,” paparnya.

Di beberapa tempat di kota Gorontalo, nasi kuning kaldu bisa dinikmati dengan sajian kaldu sapi.

Nasi kuning Gorontalo juga memiliki varian cita rasa yang berbeda, salah satunya karena sajian pendampingnya yang beragam, ada yang menggunakan potongan kecil paru sapi yang digoreng kering, ada juga ikan cakalang suwir atau abonnya, juga daging atau hati. Semuanya menawarkan cita rasa yang kaya.

Khusus nasi kuning Sabar Menanti, cita rasanya tidak berubah sejak pertama kali dibuat pada tahun 1956. Konsistensi menjaga rasa ini dikawal langsung oleh Lilyana Usman, sejak ia masih gadis hingga sekarang ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com