Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maleo Lengkapi Sajian Bahari Pulau Kasa

Kompas.com - 22/02/2016, 09:17 WIB
KILAUAN pasir putih di daratan sekitar 53 hektar hadir di depan mata, berpadu dengan laut biru yang melingkari pesisir.

Ingin rasanya segera menapaki hamparan pasir, melepas penat dengan menyelam di tepian. Begitu godaan yang terasa saat hendak merapat ke Pulau Kasa, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku, Januari lalu.

Setelah turun dari kapal, beberapa pengunjung langsung berswafoto ria. ”Ada sinyal,” teriak seorang pengunjung.

Tak perlu lama-lama, hasil jepretan bisa langsung diunggah. Ini menjadi satu kemudahan dan kemewahan di Pulau Kasa dibandingkan dengan tempat wisata pulau kecil lainnya di Maluku yang sulit dijangkau jaringan telekomunikasi.

Pesisir Pulau Kasa pagi itu lebih ramai daripada hari-hari sebelumnya. Rombongan dari Komando Daerah (Kodam) XVI Pattimura Ambon, Kepolisian Daerah Maluku (Polda), dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Seram Bagian Barat, menggelar rekreasi bersama.

Kebanyakan dari mereka mengaku baru pertama kali merasakan sajian alam Pulau Kasa dan sekitarnya.

Pulau itu berada di antara Pulau Ambon dan Pulau Seram. Jarak antara Pulau Kasa dan Pulau Ambon, tepatnya dari Pelabuhan Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, sekitar 30 mil laut (55,56 kilometer).

Jika menggunakan kapal cepat, waktu tempuh tidak lebih dari 1,5 jam. Pengunjung tak perlu khawatir, di pulau itu sudah ada dermaga memadai yang bisa disandari kapal.

Wisata Pulau Kasa memang tidak seterkenal Kepulauan Banda Naira dan Pantai Ora di Kabupaten Maluku Tengah yang kini menjadi ikon wisata di Maluku.

Pulau Kasa baru saja naik pamor belum lama ini setelah didandani pemerintah kabupaten menjadi salah satu destinasi wisata. Banda Naira dan Pantai Ora menawarkan laut biru, Pulau Kasa pun demikian, bahkan tidak kalah indah.

Ikan hiu

Kasa menawarkan sajian lain yang lebih menarik dan tidak ditemukan di dua tempat wisata itu. Dari kejauhan, daratan kecil yang dilingkari pasir putih berbalut laut biru menggoda pengunjung, baik untuk selam permukaan (snorkling) maupun selam dasar (diving).

Panglima Kodam XVI Pattimura Mayor Jenderal TNI Doni Monardo dan Kepala Polda Maluku Brigadir Jenderal (Pol) Ilham Salahudin, misalnya, langsung melakukan selam permukaan setelah tiba di pulau.

Doni bahkan melihat ikan hiu. Hiu yang sama pernah ia lihat di pesisir itu beberapa waktu sebelumnya. ”Ikannya jinak,” ujar Doni.

Di daratan pulau berdiri berbagai jenis pohon seperti kayu besi dan pinus rindang. Dedaunan tetap hijau meski hampir lima bulan kemarau panjang menyergap daerah itu.

Saat menyusuri hutan terlihat jejak burung maleo. Habitat maleo melengkapi keindahan bahari yang dimiliki Pulau Kasa.

Banyak onggokan tanah setinggi hampir 2 meter dengan diameter bagian atas sekitar 1,5 meter. Itulah tempat bertelur maleo.

Siang itu maleo sedikit terusik dengan kedatangan pengunjung yang berjumlah sekitar 500 orang ditambah dentuman suara musik. Maleo pun memilih pergi dari tempat biasanya.

Pengunjung bisa menjumpai maleo, tetapi dengan syarat harus bersabar hingga sore atau malam hari. Selain maleo, ada juga ratusan ekor kuskus yang sengaja dilepas pengelola untuk meramaikan keheningan di pulau tak berpenduduk itu.

”Pulau Kasa lengkap laut dan daratnya. Tempat wisata pulau-pulau kecil yang ada maleo mungkin hanya di Pulau Kasa,” ujar Hasyim, pengunjung.

Pengembangan

Pulau Kasa didandani menjadi destinasi wisata sejak tahun 2004 atau satu tahun setelah Seram Bagian Barat menjadi kabupaten sendiri, setelah lepas dari kabupaten induk, Maluku Tengah.

Namun, minimnya anggaran daerah menyebabkan pembangunan di Pulau Kasa belum maksimal. Saat ini baru dibangun satu pelabuhan, jalan setapak sejauh 800 meter, dua sumur air bersih, dan tiga vila yang masing-masing terdapat empat kamar.

Tahun 2016, Pemkab Seram Bagian Barat telah menganggarkan dana sekitar Rp 6 miliar, untuk membangun infrastruktur kepariwisataan di pulau itu, seperti menambah vila, jalan setapak, dan membangun satu hotel terapung. Pembangunan mulai dikerjakan paling lama pertengahan tahun ini.

Bupati Seram Bagian Barat Jacobus Puttileihalat mengatakan, salah satu tantangan pengembangan wisata di Pulau Kasa adalah akses transportasi. Belum ada angkutan reguler dari Pulau Ambon atau dari Pulau Seram menuju Pulau Kasa.

Wisatawan yang ingin berlibur ke Pulau Kasa harus menyiapkan uang Rp 2 juta untuk menyewa perahu cepat dari Ambon. Daya angkut perahu paling banyak 10 orang.

Ke depan, melalui skema pemberian subsidi, Pemkab Seram Bagian Barat akan bekerja sama dengan pengelola kapal penumpang yang melayari rute Ambon-Seram Bagian Barat. Kapal penumpang diminta singgah di Pulau Kasa untuk melayani kebutuhan wisatawan.

”Nanti kita coba tiga kali seminggu. Kalau wisatawannya meningkat, akan dijadwalkan setiap hari,” katanya. Saat ini, wisatawan yang datang ke Pulau Kasa juga belum terdata.

Pembangunan infrastuktur di Pulau Kasa diperkirakan bisa rampung paling lama akhir tahun 2017. Pemkab setempat menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara bisa mencapai 1.000 orang pada tahun berikutnya. Pulau Kasa bakal menjadi pilihan karena letaknya lebih dekat dengan Ambon.

Doni Monardo menambahkan, TNI siap membina nelayan pesisir di Seram Bagian Barat untuk turut memajukan sektor pariwisata di Pulau Kasa melalui budidaya perikanan di sekitar pulau itu.

Selain menikmati pesona wisata, pengunjung juga dapat mencicipi kuliner setempat, terutama ikan. Dengan demikian, ekonomi akan tumbuh. (FRANSISKUS PATI HERIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com