Bila tidak bisa dikatakan sama, maka ketupat lebaran dan lontong cap go meh bisa dikatakan bersaudara dekat. Tingkat kemiripannya luar biasa. Pasokan karbohidrat yang berbahan beras – ketupat dan lontong, opor ayam dan sambel goreng, tiga komponen utama sajian yang sama persis seperti ini bisa dilihat kasat mata. Hanya kombinasi lain-lain yang berbeda.
Konon, ketupat atau banyak yang menyebutnya kupat juga, diperkenalkan ke masyarakat Jawa oleh salah satu walisanga yang bernama Sunan Kalijaga – beberapa orang meyakininya berasal dari Tiongkok dengan nama asli Gan Si Cang.
Sunan Kalijaga membudayakan Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Entah bagaimana asal-usulnya anyaman daun kelapa membentuk ketupat, namun dari banyak acuan, ketupat melambangkan banyak arti: berbagai macam kesalahan manusia yang dilambangkan dengan rumitnya anyaman ketupat. Berikutnya mencerminkan kesucian dan kebersihan hati serta mohon ampunan dari segala kesalahan yang disimbolkan dengan warna putih ketupat ketika dibelah dua.
Pemaknaan Idul Fitri dengan simbol-simbol yang diterjemahkan ke dalam sajian makanan istimewa dalam perayaan hari besar ini, yang menjadikannya cepat diterima dan menyebar luas.
Perayaan Idul Fitri dengan menyajikan ketupat lebaran yang berisi lengkap: ketupat, opor ayam, sambel goreng, terkadang dilengkapi dengan rendang sapi, serundeng, dan sebagainya, menjadikan sajian ini kuliner khas Indonesia yang tidak akan pernah dijumpai di tempat Islam berasal.
Kenikmatan lontong cap go meh, menjadikannya diterima secara luas dan ‘otomatis’ menjadi kuliner khas Nusantara yang disajikan kapan saja – bukan hanya di saat Cap Go Meh, sehingga namanya menjadi nama generik ‘lontong cap go meh’. Sampai-sampai mungkin tidak banyak orang tahu latar belakang atau asal-usul penamaan sajian nikmat ini.