"Banyuwangi itu contoh kongkret. Bupatinya menempatkan pariwisata sebagai lokomotif membangun daerahnya," katanya di Jakarta, Rabu (24/2/2016).
Arief mengatakan alokasi sumber daya manusia (SDM) dan APBD Kabupaten Banyuwangi fokus menggarap pariwisata. (Baca: Empat Strategi Banyuwangi Raih Penghargaan Pariwisata PBB)
"Mereka memanfaatkan perjalanan wisatawan dari Jawa ke Bali dan sebaliknya. Mereka suguhkan atraksi yang 'memaksa' pikiran orang untuk singgah satu dua hari sebelum atau sesudah ke Bali," katanya.
Bahkan, menurut Menpar, UNWTO (United Nations World Tourism Organization) atau lembaga PBB yang bergerak di bidang pariwisata menganugerahkan penghargaan khusus buat usaha keras dan konsisten Kabupaten Banyuwangi. (Baca: Turun dari Gunung Ijen, Belut Pedas Khas Banyuwangi Menanti...)
Menurut Arief, semua berawal dari Bupati Abdullah Azwar Anas yang berani beda, membuat terobosan untuk menaikkan taraf hidup dan kesejahteraan warganya dari pariwisata.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi MY Bramuda mengatakan pariwisata Banyuwangi bisa menjadi jawara lantaran getol menggelar berbagai festival pariwisata yang dikelola dengan baik.
Ia menyebutkan pada tahun ini akan ada lebih dari 35 festival, salah satunya Festival Banyuwangi, yang menawarkan sejuta pesona mulai dari seni dan budaya, olahraga dan pariwisata, sampai kearifan lokal yang dikemas dalam festival kreatif.
"Festival Banyuwangi tidak hanya digelar untuk mempromosikan pariwisata namun juga memaksimalkan potensi daerah dan memberikan semangat kepada masyarakat untuk bersama-sama membangun daerah," kata Bramuda.
Festival berkelas internasional akan mengundang banyak negara di berbagai belahan dunia, seperti balap sepeda "International Tour de Banyuwangi Ijen".
Untuk festival berkelas nasional, ada Festival Batik Banyuwangi, dan yang berkelas lokal seperti Karnaval Etnik Banyuwangi.
Berbagai festival itu juga akan menampilkan berbagai atraksi seperti Pekan Busana Hijau dan Daur Ulang (Green and Recycle Fashion Week), Festival Buah Lokal, Festival Kuliner Sego Tempong, Festival Permainan Anak Tradisional, Festival Layang-Layang, Festival Perkusi dan Lare-lare Orkestra, serta "Kite and Wind Surf Competition".
Banyaknya festival itu, lanjut Bramuda, menjadi berkah bagi pengelola wisata.
Wisata bawah air di Bangsring (Bangsring Underwater), misalnya, sepanjang Januari 2016 kewalahan melayani pengunjung yang menembus angka 1.000 orang per hari.
Mayoritas pengunjung memesan paket pemandangan terumbu karang, naik banana boat, dan melihat ikan hiu.
Wisatawan, tambah Ikhwan, terus berdatangan ke kabupaten berpenduduk sekitar dua juta jiwa dan memiliki julukan "The Sunrise of Java" itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.